NEGARA – Peringatan Hari Santri Nasional ke-3 di Jembrana, berlangsung meriah. Sebanyak 10 ribu santri dari seluruh Jembrana, mengikuti apel di Lapangan Umum Negara, Senin (22/10) pagi.
Dengan peringatan ini, di tengah maraknya berita hoax dan ancaman disintegrasi, dapat meningkatkan Ukhuwah Islamiyah dan Wathaniyah sehingga menjadikan masyarakat Jembrana damai.
Menurut Sukur, Kepala Seksi pendidikan Islam Kantor Kementerian Agama Jembrana, apel peringatan hari santri diikuti sebanyak 10 ribu peserta dari kelas 4, 5 dan 6 dari 19
MI se- Jembrana, seluruh siswa 13 MTs se-Jembrana dan 8 Madrasah Aliyah se-Jembrana, serta siswa SD hingga SMA yang beragama Islam se Kabupaten Jembrana beserta seluruh guru dan pegawai madrasah se Jembrana.
Apel juga diikuti oleh santriwan – santriwati dan alumni dari 40 Pondok Pesantren se-Jembrana. Selain itu apel juga diikuti oleh unsure ormas NU dan Muhammadiyah beserta badan otonom seperti Muslimat, Fatayat, GP Anshor dan Banser.
Hadir sebagai Pembina upacara adalah bapak Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan. Apel juga dihadiri Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Jembrana, pejabat struktural pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Jembrana
dan pejabat lintas sektoral seperti PW NU Provinsi Bali, PC NU Kabupaten Jembrana, PD Muhammadiyah Kabupaten Jembrana, serta Forkominda Jembrana.
Menurut Sukur, peringatan Hari Santri merujuk pada peristiwa bersejarah yang membawa bangsa Indonesia meraih dan mempertahankan kemerdekaan dari kaum penjajah.
Resolusi jihad yang dicetuskan oleh KH Hasyim Asyari di Surabaya pada tanggal 22 Oktober 1945 menyatakan bahwa
mempertahankan dan menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan kewajiban bagi setiap orang Islam melalui perjuangan bersifat ‘sabilillah’.
Seruan jihad dari K.H Hasyim Asyari ini memantik terjadinya peristiwa heroik 10 November 1945 yang kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan.
Resolusi jihad itu telah melebur sekat sekat antara kelompok agamis, nasionalis, sosialis dan seterusnya dikalangan bangsa Indonesia yang beragam latar belakang.
“Resolusi jihad telah menyeimbangkan spiritualitas individu yang bersifat vertical dengan kepentingan bersama
yang bersifat horizontal, melalui fatwa ulama yang menempatkan nasionalisme sebagai bagian dari sikap religius,” ujarnya
Karena itu, Dalam kerangka mewariskan dan menginternalisasikan semangat hari santri kepada siswa, siswi, santriwan dan santriwati milenial,
maka Seksi Pendidikan Islam Kantor Kementerian Agama Kabupaten Jembrana menginisiasi dan menyelenggarakan
Apel Bersama Hari Santri Nasional ke-3 di Kabupaten Jembrana dengan mengusung tema ‘Bersama Santri Damailah Negeri”.
Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan yang bertindak selaku pembina upacara menyampikan pada peringatan Hari Santri Nasional yang ke-3 ini, pemerintah menetapkan tema “Bersama Santri Damailah Negeri“.
Menurutnya, tema ini sangat relevan dalam menghadapi tantangan bangsa yang semakin berat, di tengah sejumlah peristiwa yang berpotensi mengancam persatuan dan kesatuan bangsa,
seperti hoax, ujaran kebencian, propaganda hingga polarisasi simpatisan politik dan ancaman terorisme.
Wabup Kembang menambahkan, tema ini juga memiliki makna sangat dalam yang mengisyaratkan kepada seluruh komponen bangsa,
untuk selalu menjaga kerukunan dan keharmonisan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika.
“Saya berharap santri menjadi garda terdepan dalam menjaga persatuan bangsa, “ ungkap Wabup Kembang.
Wabup Kembang juga mengajak masyarakat Jembrana selalu bersyukur dan berbangga, dengan semakin tingginya sikap toleransi antar agama dan suku,
menunjukkan kerukunan dan saling menghormati satu dengan yang lain, bahkan hingga saling membantu. “Kondisi ini harus tetap kita jaga untuk mewujudkan kedamaian,” tegasnya.(rba)