26.5 C
Jakarta
23 November 2024, 18:13 PM WIB

Dua Bulan Diteror Via SMS, Sepuluh Emak-Emak Ngadu ke Polres

NEGARA – Gara-gara tak terima mendapat teror, sejumlah ibu-ibu di Dusun Ketapang Lampu, Desa Pengambengan melapor ke Polres Jembrana.

Sejumlah emak-emak ini mengaku resah dengan teror yang disebar orang tak dikenal melalui layanan short message service (SMS).

Lina salah seorang pelapor mengatakan, hingga aksi teror orang tak dikenal ini menimpa dirinya terjadi sejak Agustus 2018.

Sejak dua bulan atau tepatnya usai peringatan HUT, dirinya terus mendapat pesan singkat secara beruntun.

Bahkan, aksi teror via sms bukan hanya dialami dirinya.

Kata Lina, teror juga dialami sejumlah ibu-ibu lainnya yang juga sempat menjadi panitia 17-an.

“Semua panitia dijelek-jelekkan dengan kata-kata kasar,” ungkap Lina.

Pun saat ditanya soal nomor pelaku teror, Lina mengaku jika pelaku peneror berasal dari satu nomor yang ia tidak kenal.

“Kami diadudomba dan dijelek-jelekan. Kami juga dituduh melakukan penggelapan uang kegiatan dengan kata-kata kasar,”ujarnya.

Untuk itu, karena khawatir menimbulkan persepsi. Lina bersama para ibu-ibu lain yang jumlahnya sekitar 10 orang langsung melaporkan kasus ini ke Mapolres Jembrana. 

NEGARA – Gara-gara tak terima mendapat teror, sejumlah ibu-ibu di Dusun Ketapang Lampu, Desa Pengambengan melapor ke Polres Jembrana.

Sejumlah emak-emak ini mengaku resah dengan teror yang disebar orang tak dikenal melalui layanan short message service (SMS).

Lina salah seorang pelapor mengatakan, hingga aksi teror orang tak dikenal ini menimpa dirinya terjadi sejak Agustus 2018.

Sejak dua bulan atau tepatnya usai peringatan HUT, dirinya terus mendapat pesan singkat secara beruntun.

Bahkan, aksi teror via sms bukan hanya dialami dirinya.

Kata Lina, teror juga dialami sejumlah ibu-ibu lainnya yang juga sempat menjadi panitia 17-an.

“Semua panitia dijelek-jelekkan dengan kata-kata kasar,” ungkap Lina.

Pun saat ditanya soal nomor pelaku teror, Lina mengaku jika pelaku peneror berasal dari satu nomor yang ia tidak kenal.

“Kami diadudomba dan dijelek-jelekan. Kami juga dituduh melakukan penggelapan uang kegiatan dengan kata-kata kasar,”ujarnya.

Untuk itu, karena khawatir menimbulkan persepsi. Lina bersama para ibu-ibu lain yang jumlahnya sekitar 10 orang langsung melaporkan kasus ini ke Mapolres Jembrana. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/