DENPASAR – Ketua Bali Tourism Board (BTB), Ida Bagus Agung Partha Adnyana berkilah bahwa pertemuan “rahasia” yang dilakukannya
dengan tiga pemilik toko di salah satu lokasi di kawasan Sanur, Minggu (21/10) lalu sebagai bentuk perhatiannya terhadap kondisi pariwisa Bali.
Sebagai seorang pengusaha yang bergerak di bidang pariwisata, dia mengaku terpanggil untuk menyelesaikan persoalan terkait merebaknya praktik paket wisata murah
dari Tiongkok ke Bali dan adanya toko milik pengusaha Tiongkok yang kerap menerima para pengunjung khususnya wisatawan asal Tiongkok.
“Saya latar belakang pengusaha. Saya terbiasa bekerja secara spartan. Tidak terbiasa lambat. Saya bekerja secara cepat. Karena saya ini pengusaha. Saya bawa kebiasaan itu ke dalam pertemuan (rahasia) itu,” ujar IB Agung Partha Adnyana.
Gus Partha – sapaan akrabnya – hanya ingin berbuat secara baik dan jujur. Tidak ada niatnya untuk tidak menghormati atau melangkahi wewenang pemerintah atau DPRD dalam mengambil sikap.
Dia juga membantah adanya surat yang diduga sebagai kesepakatan antra BTB dengan pihak pemilik toko yang telah beredar.
“Kami tidak pernah membuat persetujuan dengan para pemilik toko. Intinya adalah niat baik kami memperbaiki hal ini,” kilahnya.
Adanya pertemuan “rahasia” dengan para pihak toko tersebut menurut Gus Partha atas inisiatif dari pihak toko sendiri.
Inisiatif itu, menurut dia, kemungkinan muncul karena selama ini para pihak toko tersebut merasa tidak ada yang membimbing.
“Kalau mereka tidak ikuti aturan main di Indonesia, mereka pasti liar,” tambahnya. Menurut dia, sesuai dengan temuannya bersama Wagub Cok Ace terhadap para pemilik toko, pihaknya tidak berwenang memberikan sanksi atas temuan itu.
Namun demikian, BTB dan dirinya siap jika dipanggil oleh DPRD untuk menjelaskan terkait munculnya kesepakatan sepihak antara BTB dengan pihak took.
“Kalaupun saya dipanggil DPRD kapan saja saya siap. Saya akan sampaikan apa adanya. Kalau perlu segeralah,” tegasnya.