RadarBali.com – Asrama tim Intel Korem 163/Wirasatya (WSA) di Jalan Waribang No 22x/D, Denpasar Timur, Sabtu (26/8) pagi pukul 06.00 geger.
Seorang pembantu anggota intel Korem bernama Yohannes Lende, 26, ditemukan terbujur kaku di tempat kejadian perkara (TKP) dalam kondisi telanjang dada.
Menurut informasi, penemuan jasad korban bermula ketika teman korban bernama Lidya, 42, pembantu Pelda Komang Antara berniat mengajak Yohannes Lende minum kopi.
Tapi, saat hendak dibangunkan, tubuh Yohannes Lende sudah terbujur kaku di asrama kosong itu.
Korban dan saksi sendiri adalah teman satu kampung di Desa Buru Deilo, Kecamatan Wawewa, Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Segera Lidya melaporkan temuannya itu ke sang majikan, Pelda Komang Antara. Setelah di cross cek, korban dipastikan meninggal dunia dalam kondisi kaku, tanpa baju, hanya menggunakan celana pendek di kamar yang disebut-sebut angker itu.
“Saksi tahu korban tidur di rumah kosong itu karena malam Sabtu sekitar pukul 22.00, korban pamitan tidur di rumah sebelah (rumah kosong) sendirian,” beber sumber di areal TKP.
Pelda Komang Antara segera menyampaikan kepada tetangga sekitar, melapor kepada Dantim Intel Rem 163/WSA, BPBD Bali, serta menghubungi Polsek Dentim.
Setelah polisi dan BPBD datang, langsung dilakukan visum luar oleh Inafis. Hasilnya, tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan.
Setelah itu jenazah korban dievakuasi ke RS Sanglah. “Asrama kosong itu memang angker, apalagi kamar bagian belakang. Ya, antara percaya nggak percaya sih. Coba tanya teman-teman yang pernah tinggal di asrama itu. Pasti diganggu setiap malam hingga subuh,” pungkas sumber ini.
Kapolsek Denpasar Timur Kompol Adnan Pandibu membenarkan penemuan mayat di wilayah hukumnya.
Berdasar hasil olah TKP awal, korban tidak ditemukan mengalami tanda-tanda kekerasan. Dugaan sementara korban meninggal karena sakit.
Menurut Kompol Adnan, pada saat ditemukan, posisi korban tidur dalam keadaan terlentang menghadap ke atas, posisi kepala berada sebelah utara , menggunakan celana jeans pendek warna abu, tidak memakai baju, dan mengeluarkan sperma di bagian kemaluannya.
“Berdasar keterangan saudari korban bernama Lidya, pihak keluarga di Sumba sudah dihubungi. Mereka meminta untuk mengirim jasad korban untuk disemayamkan di sana. Jadi, tidak perlu otopsi. Keluarga menerima dengan ikhlas takdir yang dialami kerabatnya,” papar mantan Kapolsek Gianyar ini.