Kasus rabies kembali merenggut korban jiwa di Buleleng. Seorang siswa sekolah dasar di Desa Banjarasem meninggal dunia karena terjangkit rabies. Pemerintah desa pun meminta agar warga lebih tertib memelihara anjing. Sehingga tak terjadi peristiwa yang sama.
Wakil Bupati Buleleng dr. I Nyoman Sutjidra, mengizinkan petugas veteriner atau kesehatan hewan melakukan eleminasi secara selektif pada anjing. Upaya itu dilakukan untuk mengendalikan populasi anjing liar yang ada di Kabupaten Buleleng.
DPRD Buleleng menuding pemerintah setengah hati menangani penyakit rabies. Terbukti sepanjang tahun ini ada 7 orang warga Buleleng yang menjadi korban jiwa akibat penyakit tersebut. Dewan pun mendesak agar pemerintah melakukan upaya penanganan yang lebih serius.
Warga Lingkungan Petapan Persidi, Kelurahan Tegalcangkring, Kecamatan Mendoyo, meninggal dengan riwayat pernah digigit anjing. I Made Sutamayasa,41,digigit anjing sekitar bulan Maret. Namun korban tidak ke puskesmas untuk mendapatkan vaksin anti rabies (VAR).
Pemerintah Kabupaten Buleleng mengambil langkah radikal dalam penanggulangan rabies. Utamanya di sektor hulu, atau dari sisi kesehatan hewan. Pemerintah mengizinkan eleminasi massal terhadap anjing liar di seluruh wilayah Buleleng.
Kasus rabies terus menggila. Kini seorang anak perempuan berusia 7 tahun meninggal dunia dengan status suspect rabies. Pasien dilarikan ke RSUD Buleleng, Rabu (15/6) sekitar pukul 10.00.
Keluarga korban rabies atau anjing gila di Desa Sari Mekar, Kecamatan Buleleng, akhirnya angkat bicara. Mereka mendesak agar pemerintah bergerak lebih cepat melakukan penanggulangan rabies. Sebab kasus sudah dinilai sangat mengkhawatirkan.
Kasus rabies kembali memakan korban jiwa di Buleleng. Seorang warga di Desa Sari Mekar, Kecamatan Buleleng meninggal dunia dengan status suspect rabies pada Minggu (12/6) pagi. Warga tersebut diketahui sempat digigit anjing sekitar 2 bulan lalu.
Kasus gigitan anjing rabies di Jembrana masih tinggi. Hampir setiap hari terjadi kasus gigitan anjing positif rabies. Informasi yang diperoleh, jumlah kumulatif dari bulan Januari sudah mencapai 122 kasus.
Anjing yang mengamuk di Desa Busungbiu pada Selasa (31/5) lalu, dipastikan positif rabies. Kabar itu didapat, setelah sampel otak anjing tersebut diuji di Laboratorium Karantina Hewan. Hal itu tak pelak membuat warga kian khawatir.