Setidaknya 160 kepala keluarga dan 10 rumah warga pesisir Banjar Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Jembrana, yang terdampak banjir bandang pada Senin (17/10) lalu. Rumah korban sebagian merupakan relokasi korban abrasi pantai.
Berdasarkan pantauan di lokasi, sejumlah alat berat masih berada di sekitar jembatan Bilukpoh. Sebanyak empat alat berat masih membersihkan material kayu yang berada di sekitar jembatan, terutama di bawah jembatan.
Banjir yang terjadi seluruh Jembrana, berdasarkan data terakhir terdampak kepada 3.889 rumah kepala keluarga. Namun tidak semua rumah mengalami kerusakan berat. Selain rumah infrastruktur jalan dan jembatan juga mengalami kerusakan. Dari kerusakan yang disebabkan banjir tersebut, nilai kerugian mencapai Rp 9,8 miliar.
Informasi yang dihimpun, mayat ditemukan oleh dua orang warga, I Komang Agus Suryadi dan I Kadek Arta Negara, yang sedang menyusuri pesisir pantai Delodberawah untuk mencari kayu untuk hiasan aquascape ,di wilayah pesisir pantai Delodberawah.
Dampak bencana banjir di Jembrana diperkirakan mencapai Rp 15 miliar. Kerugian tersebut dari hitungan cepat perkiraan kerugian setalah melihat kerusakan yang terjadi, baik kerusakan rumah maupun infrastruktur.
Jembatan Jalan Raya Denpasar - Gilimanuk yang terdampak banjir bandang sungai Bilukpoh, perbatasan Desa Penyaringan dan Kelurahan Tegalcangkring, Kecamatan Mendoyo, akhirnya bisa digunakan setelah 24 jam ditutup. Namun, sementara hanya roda dua yang diizinkan melintas dengan sistem buka tutup.
Banjir bandang yang terjadi di Jembrana tidak hanya membuat jembatan jalan nasional terdampak. Sebanyak lima jembatan penghubung antar desa dan banjar di Jembrana juga lurus total.