DPRD Buleleng meminta agar RSUD Buleleng mempertimbangkan penambahan alat cuci ginjal, khususnya alat cuci darah bagi anak-anak. Dewan memandang RSUD Buleleng sudah harus menyiapkan peralatan dan sumber daya manusia yang kompeten, sebab kasus tersebut cukup menonjol di Bali.
Dwi menyampaikan bahwa di RSUD Buleleng, pemanfaatan antrean online sudah berjalan dengan baik sehingga ia optimis hal tersebut memberikan dampak positif bagi penyedia pelayanan maupun peserta JKN yang berkunjung
Pemerintah mengusulkan kenaikan status dua rumah sakit umum daerah (RSUD) di Buleleng. Peningkatan status itu diharapkan mampu meningkatkan kualitas layanan di rumah sakit.
Trend penyakit ginjal di Kabupaten Buleleng terus meningkat. RSUD Buleleng pun memilih menambah fasilitas hemodialisis atau cuci darah. Sebab keberadaan fasilitas lama, tak mampu lagi menampung pasien.
Orang tua dihimbau memberi perhatian yang lebih baik pada anaknya. Hal itu perlu dilakukan untuk mencegah bunuh diri pada usia remaja, maupun bunuh diri pada usia muda. Hal itu diungkapkan Ni Made Ayunda Darma Tirsani, psikolog pada RSUD Buleleng.
Ruang Sakura RSUD Buleleng mulai dikosongkan. Ruang perawatan bagi pasien anak-anak itu tak lagi difungsikan. Gedung dinilai dalam kondisi rusak berat. Sehingga tidak aman bagi pasien maupun tenaga medis.
Perkelahian berdarah terjadi di Banjar Dinas Kubu, Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, pada Minggu (3/7) malam. Sebanyak dua orang tewas dalam perkelahian tersebut. Perkelahian itu diduga melibatkan 4 orang pria. Masing-masing Ketut Fauzi, Edi Salman, Jafar, dan Nu’ul.
Kasus rabies kembali memakan korban jiwa di Buleleng. Seorang warga di Desa Sari Mekar, Kecamatan Buleleng meninggal dunia dengan status suspect rabies pada Minggu (12/6) pagi. Warga tersebut diketahui sempat digigit anjing sekitar 2 bulan lalu.