Urban farming di tingkat rumah tangga dilakukan dengan menanam bunga, sayur, dan buah di pekarangan atau halaman rumah, di dalam pot atau langsung di tanah.
Lahan pertanian di Kota Denpasar terus berkurang akibat beralih fungsi. Warga Denpasar didorong bertani dengan cara memanfaatkan lahan kosong untuk menghasilkan produk pertanian atau yang biasa disebut urban farming.
DI Tabanan ada Kelompok Wanita Tani (KWT) Kota Pala, Desa Dauh Peken, yang telah memulai urban farming. Urban farming dengan hidroponik ini menggunakan halaman dan teras tembok kantor desa.
Perbekel Baktiseraga, Gusti Putu Armada mengatakan, konsep urban farming terus diperluas. Pemerintah desa tak lagi mengandalkan sepetak lahan di Jalan Kumba Karna. Beberapa petak lahan lain juga dilirik. Kebanyakan berada di kawasan Perumahan LC Desa Baktiseraga.
Usai pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), harga sejumlah kebutuhan pokok ikut terkerek. Di sisi lain penghasilan masyarakat jalan di tempat. Dalam kondisi seperti ini dibutuhkan siasat untuk memperpanjang napas hidup. Salah satunya dengan melakukan urban farming atau konsep pertanian perkotaan di lahan sempit.
Desa Baktiseraga berusaha memanfaatkan lahan tidur di wilayah mereka. Lahan-lahan tidur kini disulap jadi areal pertanian sayur dan buah. Hasilnya ternyata cukup untuk menunjang pendapatan desa.