25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 7:23 AM WIB

Bangun Gedung Baru, RSUD Buleleng Berencana Ajukan Pinjaman

SINGARAJA – RSUD Buleleng berencana mengajukan pinjaman pada PT. Sarana Multi Infrastruktur (SMI).

Dana pinjaman dari PT. SMI rencananya akan digunakan untuk membangun gedung baru di sisi selatan rumah sakit.

Dana segar itu diharapkan sudah diterima manajemen rumah sakit pada tahun 2021 mendatang. Saat ini RSUD Buleleng mengklaim membutuhkan pengembangan rumah sakit.

Salah satunya untuk menambah kapasitas tempat tidur di kelas satu dan kelas dua. Selain itu manajemen juga membutuhkan gedung untuk ruang kelas dan ruang pertemuan untuk mendukung standar sebagai rumah sakit pendidikan.

Rencananya paviliun Mahottama RSUD Buleleng akan diratakan. Bangunan itu akan disulap menjadi gedung dengan lantai empat.

Selanjutnya gedung baru itu akan digunakan untuk ruang perawatan kelas satu dan kelas dua. Alasannya, jumlah tempat tidur untuk kelas satu dan kelas dua sangat terbatas.

Saat ini jumlah tempat tidur untuk kelas satu baru 24 bed dan kelas dua sebanyak 22 bed. Sementara tempat tidur di kelas tiga sebanyak 184 bed. Khusus kelas VIP sebanyak 28 bed dan VVIP sebanyak 23 bed.

“Rencananya kami akan menambah kelas dua dan kelas satu. Sebab permintaan untuk kelas ini juga lumayan banyak. Tapi sulit kami penuhi,” kata Dirut RSUD Buleleng dr. Gede Wiartana.

Menurutnya, pembangunan gedung baru itu membutuhkan anggaran antara Rp 100 miliar hingga Rp 150 miliar.

Lantaran anggaran yang besar itu, manajemen pun mempertimbangkan untuk mengajukan pinjaman pada PT. SMI.

Namun sebelum pinjaman diajukan, pihaknya akan menyusun feasibility study lebih dulu pada medio tahun ini. Selanjutnya pada tahun 2020, akan disusun detail engineering design (DED).

“Setelah DED itu selesai, baru kelihatan berapa dana yang dibutuhkan untuk gedung baru itu. Jadi ya sejumlah itu yang kami ajukan ke PT. SMI. Makin besar gedungnya, tentu kebutuhan dananya makin besar,” imbuhnya.

Apakah itu berarti kelas VIP akan dihapus di RSUD Buleleng? Wiartana mengaku belum bisa memberikan jawaban pasti.

Menurutnya hal itu akan dilihat dari hasil feasibility study. Apabila dari hasil studi kelas VIP masih dibutuhkan atau tidak. Mengingat saat ini RSUD Buleleng telah memiliki kelas VVIP. 

SINGARAJA – RSUD Buleleng berencana mengajukan pinjaman pada PT. Sarana Multi Infrastruktur (SMI).

Dana pinjaman dari PT. SMI rencananya akan digunakan untuk membangun gedung baru di sisi selatan rumah sakit.

Dana segar itu diharapkan sudah diterima manajemen rumah sakit pada tahun 2021 mendatang. Saat ini RSUD Buleleng mengklaim membutuhkan pengembangan rumah sakit.

Salah satunya untuk menambah kapasitas tempat tidur di kelas satu dan kelas dua. Selain itu manajemen juga membutuhkan gedung untuk ruang kelas dan ruang pertemuan untuk mendukung standar sebagai rumah sakit pendidikan.

Rencananya paviliun Mahottama RSUD Buleleng akan diratakan. Bangunan itu akan disulap menjadi gedung dengan lantai empat.

Selanjutnya gedung baru itu akan digunakan untuk ruang perawatan kelas satu dan kelas dua. Alasannya, jumlah tempat tidur untuk kelas satu dan kelas dua sangat terbatas.

Saat ini jumlah tempat tidur untuk kelas satu baru 24 bed dan kelas dua sebanyak 22 bed. Sementara tempat tidur di kelas tiga sebanyak 184 bed. Khusus kelas VIP sebanyak 28 bed dan VVIP sebanyak 23 bed.

“Rencananya kami akan menambah kelas dua dan kelas satu. Sebab permintaan untuk kelas ini juga lumayan banyak. Tapi sulit kami penuhi,” kata Dirut RSUD Buleleng dr. Gede Wiartana.

Menurutnya, pembangunan gedung baru itu membutuhkan anggaran antara Rp 100 miliar hingga Rp 150 miliar.

Lantaran anggaran yang besar itu, manajemen pun mempertimbangkan untuk mengajukan pinjaman pada PT. SMI.

Namun sebelum pinjaman diajukan, pihaknya akan menyusun feasibility study lebih dulu pada medio tahun ini. Selanjutnya pada tahun 2020, akan disusun detail engineering design (DED).

“Setelah DED itu selesai, baru kelihatan berapa dana yang dibutuhkan untuk gedung baru itu. Jadi ya sejumlah itu yang kami ajukan ke PT. SMI. Makin besar gedungnya, tentu kebutuhan dananya makin besar,” imbuhnya.

Apakah itu berarti kelas VIP akan dihapus di RSUD Buleleng? Wiartana mengaku belum bisa memberikan jawaban pasti.

Menurutnya hal itu akan dilihat dari hasil feasibility study. Apabila dari hasil studi kelas VIP masih dibutuhkan atau tidak. Mengingat saat ini RSUD Buleleng telah memiliki kelas VVIP. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/