NEGARA-Dua minggu di pengungsian, para korban banjir bandang sungai Biluk Poh, Jumat (4/1) mulai kembali ke rumah masing-masing.
Sayangnya meski sudah kembali dari pengungsian, para korban yang rata-rata warga Kelurahan Tegalcangkring dan Desa Penyaringan, itu harus kembali dengan kondisi seadanya dan rasa cemas.
Pasalnya selain sebagian eks pengungsi kembali dengan kondisi rumah masih rusak, mereka juga masih takut ketika datang banjir susulan.
Seperti diakui Ni Nyoman Poni, 56. Meski sudah kembali ke rumah, namun Poni mengaku masih dihantui rasa was-was.
“Masih takut, apalagi masih sering hujan,” aku perempuan yang mengaku baru pulang dari pengungsian, Kamis (3/1) malam.
Menurutnya, meski sudah kembali ke rumah, Poni mengaku jika dirinya dan suaminya terpaksa harus menanggung dan memperbaiki sendiri bangunan rumah yang rusak akibat terkena banjir.
”Sementara sekuat kami dan pelan-pelan melakukan perbaikan daun pintu yang rusak rusak dulu. Sedangkan kerusakan lain seperti pelinggih dan pagar rumah masih belum bisa diperbaiki.
Kami belum ada uang pak dan belum ada kepastian soal bantuan perbaikan rumah dari pemerintah,” imbuhnya.
Meski begitu, untuk kebutuhan harian seperti sembako, Poni mengaku sudah mendapat bantuan dari pemerintah “Kalau sembako sudah ada bantuan, hanya perbaikan rumah ini yang belum ada,” imbuh Poni.
Sementara Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana I Ketut Eko Susilo Artha Permana mengatakan, pengungsi meninggalkan posko pengungsian sejak Senin (31/12) lalu.
Namun tidak semua kembali ke rumah masing-masing, sebagian tinggal di rumah saudaranya sambil menunggu rumah layak untuk ditempati.
“Bantuan untuk pengungsi berupa sembako tetap rutin kami berikan,” jelasnya.
Sementara mengenai perbaikan rumah, pihaknya masih mengusulkan pada pemerintah kabupaten, provinsi dan pusat. Akan tetapi nilai bantuan belum bisa ditentukan karena harus melihat tingkat kerusakan.
“Bantuan masih proses, untuk dana stimulan korban yang akan disesuaikan dengan anggaran yang ada,” tukasnya.