DENPASAR – Ambruknya atap proyek Balai Budaya Graha Mangu Mandala di Puspem Badung pada 14 Desember lalu terus ditelisik Kejari Badung.
Sampel material proyek senilai Rp 317 miliar itu sudah diambil dan dibawa ke laboratorium. Hasil laboratorium inilah yang akan mengungkap apakah material yang digunakan sesuai spesifikasi atau tidak.
Kasiintel Kejari Badung Waher Tulus Jaya Tarihoran saat dikonfirmasi mengaku belum mengetahui hasil uji laboratorium karena Minggu kemarin masih libur hari raya dan tahun baru.
Hasil laboratorium sendiri menurut Waher biasanya sudah diketahui dalam waktu seminggu.
“Seharusnya sekarang sudah selesai. Tapi, karena kemarin suasana libur, mungkin minggu kedua Januari hasilnya keluar. Nanti kalau sudah ada hasilnya kami informasikan,” jelas jaksa asal Jambi itu.
Disinggung apakah Kejari Badung serius, mengingat Pemkab Badung banyak memberi bantuan pada Kejari Badung seperti pembangunan gedung baru, Waher menolak memberi jawaban.
“Besok (hari ini, Red) saja wawancara langsung di kantor, saya masih di Jambi ini,” tukasnya singkat.
Tim TP4D Kejari Badung sebagai pendamping proyek sudah memberikan laporan lengkap terkait robohnya rangka atap baja Balai Budaya ini.
Kejari Badung juga sudah melakukan pertemuan dengan tim terkait diantaranya Dinas PU Badung sebagai pemilik proyek.
Di sisi lain, pihak kepolisian juga tak tinggal diam. Polsek Mengwi dan Polres Badung melakukan penyelidikan dengan mendalami keterangan saksi-saksi peristiwa yang menyebabkan empat pekerja luka-luka.
Untuk diketahui, proyek ini senilai Rp 317 miliar berlokasi di Puspem Badung tepatnya menggunakan lahan bekas gedung Balai Diklat seluas 1,8 hektare.
Pemenang tender adalah PT Tunas Jaya Sanur. Gedung yang dirancang bertaraf internasional ini jika jadi diperkirakan mampu menampung 2.600 penonton
dilengkapi panggung terbuka dan dua balkon. Proyek yang dikerjakan pada Januari 2018 ini ditarget selesai 2019.