33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 12:00 PM WIB

Tak Menyangka Jadi Anggota Dewan Pengganti Kakak hanya Modal 42 Suara

Neneng Sariyani Putri tak pernah menyangka dirinya akan duduk di DPRD Buleleng pada periode 2014-2019. Terlebih dirinya sempat gagal pada Pemilu 2014 silam.

Kini dia sah menduduki kursi DPRD Buleleng, hingga berakhirnya masa jabatan pada September mendatang.

 

 

EKA PRASETYA, Singaraja

SENYUM tak henti-hentinya menghiasi wajah Neneng Sariyani Putri, 32. Wanita yang juga kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu, sah menduduki posisi sebagai anggota DPRD Buleleng.

Ia diangkat sebagai Pengganti Antar Waktu (PAW), hingga sisa akhir masa jabatan pada September 2019 mendatang.

Neneng dilantik sebagai anggota DPRD Buleleng, menggantikan posisi kakaknya H. Mulyadi Putra. Mulyadi diberhentikan sebagai anggota DPRD Buleleng, karena pindah partai pada Pemilu 2019 ini.

Saat menjabat sebagai anggota DPRD Buleleng periode 2014-2019, Mulyadi lolos lewat PPP. Namun pada Pemilu 2019, ia pindah haluan ke Partai Kesatuan Bangsa (PKB).

Ia dilantik oleh Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna, Senin (14/1) pagi. Pelantikan itu juga disahkan lewat SK Gubernur Bali Nomor 2478/10-A/HK/2018

tentang Pengangkatan Neneng Sariyani Putri sebagai PAW Anggota DPRD Buleleng sisa masa jabatan tahun 2014-2019.

Bisa dibilang Neneng adalah calon anggota legislative (caleg) yang beruntung. Ia hanya mengantongi 42 suara.

Ia duduk pada posisi kelima perolehan suara dari Partai Persatuan Pembangunan, pada Daerah Pemilihan Kecamatan Gerokgak dan Kecamatan Seririt.

“Ya sama sekali tidak menyangka. Apalagi senior-senior saya, perolehan suaranya lebih besar,” kata Neneng.

Sebenarnya pada tahun 2014 lalu, ia sudah berusaha semaksimal mungkin mengumpulkan suara. Ia mendekati ibu-ibu pengajian, maupun komunitas-komunitas muslim di Gerokgak dan Seririt.

Hanya saja saat itu perjuangannya tidak maksimal. Penyebabnya ia masih fokus kuliah, menyelesaikan pendidikan sarjana.

“Sebenarnya waktu itu saya juga berusaha biar lolos, tapi takdir berkata lain. Waktu itu juga saya masih kuliah,” ceritanya.

Gagal menjadi anggota legislatif, ibu tiga anak itu memilih menyelesaikan kuliahnya. Setelah itu ia menjadi guru kontrak, namun masih aktif sebagai kader partai.

Selama bertahun-tahun ia sudah melepas pikiran untuk melenggang ke kursi DPRD Buleleng. Bahkan pada Pemilu 2019 ini, Neneng tak mencalonkan diri. Alasannya ia ingin fokus mengurus keluarga.

Hingga pada Desember lalu, ia menerima telepon dari Sekretariat KPU Buleleng. “Waktu itu ditanya apa masih jadi kader partai. Ya saya bilang masih.

Kemudian disuruh mempersiapkan berkas, karena akan jadi PAW di DPRD Buleleng. Waktu itu jelas saya kaget. Padahal ada senior saya yang lain. Setelah dijelaskan sama sekretariat, saya baru paham,” ungkapnya.

Setelah dilantik, praktis ia hanya memiliki waktu delapan bulan sebagai anggota DPRD Buleleng.

Neneng dituntut mengawal aspirasi masyarakat, khususnya di Kecamatan Gerokgak dan Seririt. Lebih khusus lagi di Desa Penyabangan, tempat tinggalnya.

“Sisa waktu delapan bulan ini saya akan bekerja semaksimal mungkin. Saya akan ikuti agenda yang sudah disusun saja. Pasti saya perjuangkan aspirasi konstituen saya di sisa waktu ini,” janji Neneng.

Setelah dilantik sebagai anggota DPRD Buleleng, Neneng langsung ditugaskan di Komisi I DPRD Buleleng.

Hanya saja belum ada kepastian, apakah ia akan menduduki posisi pimpinan komisi, atau ditempatkan sebagai anggota biasa.

Sekadar diketahui, nama Neneng Sariyani Putri disodorkan KPU Buleleng sebagai pengganti H. Mulyadi Putra.

Sebenarnya Neneng berada di posisi lima perolehan suara pada Pemilu 2014 lalu. Masih ada beberapa nama lain, yang meraih suara lebih banyak.

Pertama adalah H. Nasim yang mengantongi 383 suara di Dapil Buleleng 4. Dari hasil verifikasi KPU, ternyata Nasim telah pindah partai.

Selanjutnya KPU melakukan verifikasi terhadap Abu Khari yang mengantongi 138 suara. Abu Khari pun telah pindah partai.

Selanjutnya KPU memverifikasi Jarrab, yang mengantongi 58 suara. Jarrab rupanya sudah mundur dari PPP.

Praktis hanya ada nama Neneng Sariyanti Putri yang mengantongi 42 suara dan Ayunda Mayasari yang mengantongi 19 suara. Sehingga KPU Buleleng pun menyodorkan nama Neneng pada pemerintah. (*)

 

Biodata PAW DPRD Buleleng

Nama: Neneng Sariyani Putri

Tempat/Tanggal Lahir: Buleleng, 12 September 1987

Pendidikan terakhir: S1 Bahasa Inggris, STKIP Agama Hindu Singaraja

Suami: Puguh Eko Bahtiar Amin

Anak:

–       Samir Muazzam Bahtiar

–       Tsaqib Alfatih Bahtiar

–       Syafiq Hamzah Bahtiar

Jabatan Partai: Pengurus PAC PPP Kecamatan Gerokgak

 

 

 

Neneng Sariyani Putri tak pernah menyangka dirinya akan duduk di DPRD Buleleng pada periode 2014-2019. Terlebih dirinya sempat gagal pada Pemilu 2014 silam.

Kini dia sah menduduki kursi DPRD Buleleng, hingga berakhirnya masa jabatan pada September mendatang.

 

 

EKA PRASETYA, Singaraja

SENYUM tak henti-hentinya menghiasi wajah Neneng Sariyani Putri, 32. Wanita yang juga kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu, sah menduduki posisi sebagai anggota DPRD Buleleng.

Ia diangkat sebagai Pengganti Antar Waktu (PAW), hingga sisa akhir masa jabatan pada September 2019 mendatang.

Neneng dilantik sebagai anggota DPRD Buleleng, menggantikan posisi kakaknya H. Mulyadi Putra. Mulyadi diberhentikan sebagai anggota DPRD Buleleng, karena pindah partai pada Pemilu 2019 ini.

Saat menjabat sebagai anggota DPRD Buleleng periode 2014-2019, Mulyadi lolos lewat PPP. Namun pada Pemilu 2019, ia pindah haluan ke Partai Kesatuan Bangsa (PKB).

Ia dilantik oleh Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna, Senin (14/1) pagi. Pelantikan itu juga disahkan lewat SK Gubernur Bali Nomor 2478/10-A/HK/2018

tentang Pengangkatan Neneng Sariyani Putri sebagai PAW Anggota DPRD Buleleng sisa masa jabatan tahun 2014-2019.

Bisa dibilang Neneng adalah calon anggota legislative (caleg) yang beruntung. Ia hanya mengantongi 42 suara.

Ia duduk pada posisi kelima perolehan suara dari Partai Persatuan Pembangunan, pada Daerah Pemilihan Kecamatan Gerokgak dan Kecamatan Seririt.

“Ya sama sekali tidak menyangka. Apalagi senior-senior saya, perolehan suaranya lebih besar,” kata Neneng.

Sebenarnya pada tahun 2014 lalu, ia sudah berusaha semaksimal mungkin mengumpulkan suara. Ia mendekati ibu-ibu pengajian, maupun komunitas-komunitas muslim di Gerokgak dan Seririt.

Hanya saja saat itu perjuangannya tidak maksimal. Penyebabnya ia masih fokus kuliah, menyelesaikan pendidikan sarjana.

“Sebenarnya waktu itu saya juga berusaha biar lolos, tapi takdir berkata lain. Waktu itu juga saya masih kuliah,” ceritanya.

Gagal menjadi anggota legislatif, ibu tiga anak itu memilih menyelesaikan kuliahnya. Setelah itu ia menjadi guru kontrak, namun masih aktif sebagai kader partai.

Selama bertahun-tahun ia sudah melepas pikiran untuk melenggang ke kursi DPRD Buleleng. Bahkan pada Pemilu 2019 ini, Neneng tak mencalonkan diri. Alasannya ia ingin fokus mengurus keluarga.

Hingga pada Desember lalu, ia menerima telepon dari Sekretariat KPU Buleleng. “Waktu itu ditanya apa masih jadi kader partai. Ya saya bilang masih.

Kemudian disuruh mempersiapkan berkas, karena akan jadi PAW di DPRD Buleleng. Waktu itu jelas saya kaget. Padahal ada senior saya yang lain. Setelah dijelaskan sama sekretariat, saya baru paham,” ungkapnya.

Setelah dilantik, praktis ia hanya memiliki waktu delapan bulan sebagai anggota DPRD Buleleng.

Neneng dituntut mengawal aspirasi masyarakat, khususnya di Kecamatan Gerokgak dan Seririt. Lebih khusus lagi di Desa Penyabangan, tempat tinggalnya.

“Sisa waktu delapan bulan ini saya akan bekerja semaksimal mungkin. Saya akan ikuti agenda yang sudah disusun saja. Pasti saya perjuangkan aspirasi konstituen saya di sisa waktu ini,” janji Neneng.

Setelah dilantik sebagai anggota DPRD Buleleng, Neneng langsung ditugaskan di Komisi I DPRD Buleleng.

Hanya saja belum ada kepastian, apakah ia akan menduduki posisi pimpinan komisi, atau ditempatkan sebagai anggota biasa.

Sekadar diketahui, nama Neneng Sariyani Putri disodorkan KPU Buleleng sebagai pengganti H. Mulyadi Putra.

Sebenarnya Neneng berada di posisi lima perolehan suara pada Pemilu 2014 lalu. Masih ada beberapa nama lain, yang meraih suara lebih banyak.

Pertama adalah H. Nasim yang mengantongi 383 suara di Dapil Buleleng 4. Dari hasil verifikasi KPU, ternyata Nasim telah pindah partai.

Selanjutnya KPU melakukan verifikasi terhadap Abu Khari yang mengantongi 138 suara. Abu Khari pun telah pindah partai.

Selanjutnya KPU memverifikasi Jarrab, yang mengantongi 58 suara. Jarrab rupanya sudah mundur dari PPP.

Praktis hanya ada nama Neneng Sariyanti Putri yang mengantongi 42 suara dan Ayunda Mayasari yang mengantongi 19 suara. Sehingga KPU Buleleng pun menyodorkan nama Neneng pada pemerintah. (*)

 

Biodata PAW DPRD Buleleng

Nama: Neneng Sariyani Putri

Tempat/Tanggal Lahir: Buleleng, 12 September 1987

Pendidikan terakhir: S1 Bahasa Inggris, STKIP Agama Hindu Singaraja

Suami: Puguh Eko Bahtiar Amin

Anak:

–       Samir Muazzam Bahtiar

–       Tsaqib Alfatih Bahtiar

–       Syafiq Hamzah Bahtiar

Jabatan Partai: Pengurus PAC PPP Kecamatan Gerokgak

 

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/