RadarBali.com – Motif penebasan pedagang keliling M.Syarif, 49, hingga terluka parah sedikit demi sedikit mulai terkuak.
Menurut penuturan saksi Samilah yang diamankan kepolisian, muara penebasan karena masalah asmara.
Fakta itu diakui Kapolsek Denpasar Selatan (Densel) Kompol Indra Jaya. “Dugaan sementara karena asmara, tapi kepastian masih didalami penyidik,” katanya.
Karena itu, meski korban kabur dari kampung halamannya di Madura untuk jualan buah ke Bali, para pelaku, di antaranya Suryadi dan Musyadi, memburu sang paman.
Menurut penyidik Polsek Densel, Suryadi diketahui tiba di Bali, Minggu (3/9) sore lalu. Saat itu dia menghubungi dua saudaranya bernama Samilah dan Musyadi.
Tujuannya untuk meminta petunjuk karena dirinya tidak tahu peta (jalan) di Bali. Suryadi bermalam di kosan milik Musyadi di kawasan Renon.
Seteleh istirahat sejenak, mereka membagi tugas untuk melacak tempat berjualan korban. Saat itu Samilah yang ditunjuk untuk memantau pergerakan sang paman.
Sementara itu, Suryadi yang bertindak mengeksekusi sang paman. Sedangkan Musyadi mengantisipasi agar sang paman tidak bisa membela diri saat di tebas Suryadi.
Untuk itu, dia melengkapi diri dengan sepotong besi untuk melumpuhkan kaki dan tangan sang paman mereka.
Senin pagi (4/9), Suryadi mulai beraksi. Ia mencari tahu rute keliling korban. Setelah dipastikan, ia kembali dan mengabarkan pelaku utama yang menginap di Renon.
Mendapatkan kepastian itu, ketiganya langsung mencari sasaran. Suryadi dibonceng oleh Musyadi membawa senjata yang sudah disiapkan.
Setelah tiba, mereka langsung main serang. Syarif, 49, yang saat itu sedang santai berjualan di Jalan Tukad Badung Nomor 10, tepatnya di depan gudang Nomor 250, Denpasar Selatan itu, di hajar lebih dahulu oleh Musyadi menggunakan besi di bagian kaki dan tangan.
Setelah korban lumpuh, Suryadi langsung menebas korban. Takut dengan warga yang mulai memergoki aksi mereka, Musyadi kabur lebih dahulu.
Samilah yang saat itu berada di atas sepeda motor langsung memanggil pelaku utama agar naik ke sepeda motor lalu kabur.
“Kata Samilah, ia tidak tahu ke mana pergi dua saudaranya itu. Setelah mengantar Suryadi ke Lapangan Pegok, Sesetan, dia biarkan Suryadi kabur membawa motornya. Setelah itu dirinya berjalan kaki ke kos di Ceningan Sari lalu kabur ke Jawa, namun diamankan di Gilimanuk,” sebut sumber penyidik.
Kanit Reskrim Denpasar Selatan Iptu Bangkit Denanjaya membenarkan informasi tersebut. Yang pasti, kata dia, eksekutor penebasan masih dikejar.