NEGARA – Akibat diguyur hujan deras dan diterjang angin kencang, puluhan hektar tanaman padi milik petani di Jembrana rebah.
Akibatnya selain banyak bulir padi rontok, puluhan petani di “Gumi Mekepung” juga terancam merugi.
Seperti yang terjadi di Subak Pendem dan Subak Tegal Lantang, Kelurahan Dauhwaru, Jembrana.
Akibat diguyur hujan angin, sebanyak 45 hektare tanaman padi siap panen, roboh dan rata dengan tanah.
“Padi kami roboh karena diguyur hujan dan dihempas angin kencang,”ujar Komang Merta, salah satu petani di subak Tegal Lantang, Senin (11/3).
Menurut Merta padi di sawah yang digarap seluas 80 are semuanya rebah sejak seminggu belakangan ini.
“Hampir sebagian padi disubak seluas 20 hektare ini rebah. Kami sebagai petani terus dirundung musibah, saat musim tanam diserang hama. Menjelang panen, tanaman padi kami roboh disapu hujan angin,” ungkapnya.
Bahkan akibat banyak roboh, kata Merta padinya yang sebelumnya sudah dihargai Rp 300 ribu- Rp 325 ribu per are turun harga.
“Kalau sudah roboh harganya akan dipotong saudagar. Kalau dipanen sekitar minggu ini, biasanya saudagar memotong hargaRp 25-50 ribu setiap are karena banyak bulir yang rontok dan lengket bercampur lumpur,” ujarnya.
Senasib dengan Merta, Made Karta petani di subak Pendem juga mengalami hal serupa.
Padi yang ia tanam di sawah seluas 60 are hampir semuanya roboh disapu hujan dan angin.
Seminggu belakangan ini hampir semua padi petani di subak itu roboh.
“Memang masih bisa dipanen, namun karena bulir padi melekat dengan tanah, maka sulit saat dipanen. Sama dengan di subak tegalantang, padi yang sudah dipanjer oleh saudagar harganya juga akan dipotong,”tukasnya.