TABANAN – Peristiwa tragis di Tabanan, Bali kemarin. Seorang petani bernama I Wayan Werjana, 54, nekat mengakhiri hidupnya, kemarin.
Tragisnya, peristiwa memilukan terjadi usai korban menganiaya sang istri, Ni Nyoman Tamiasih, 47. Peristiwa yang terjadi di Banjar Dinas Belimbing, Desa Belimbing, Pupuan, membuat gempar warga sekitar sekitar.
Diduga Werjana nekat mengakhiri hidupnya karena ketakutan usai menganiaya istrinya sendiri.
Berdasar informasi, kisah sedih bermula ketika Nyoman Tamiasih, istri Werjana ditemukan tergeletak di tengah jalan oleh seorang warga Banjar Dinas Duren Taluh, I Wayan Adi Utama, 25 Kamis lalu (14/3) sekitar pukul 20.30.
Saksi yang menemukan Tamiasih usai berburu burung kerkuak di areal persawahan. Setelah berburu kurang lebih 60 menit dan mendapat 3 ekor burung, kemudian saksi pulang melalui jalan menuju Pura Bedugul.
Sesampai di depan Pura Bedugul saksi terkejut melihat ada seorang perempuan yang tergeletak di tengah jalan.
Karena panik saksi turun dari sepeda motornya langsung lari menuju rumahnya Putu Sukarsa dan selanjutnya melaporkan ke pihak Bendesa Adat.
Kondisi Nyoman Tamiasih saat ditemukan dalam keadaan berlumburan darah dan mengalami luka pada bagian kepala.
Korban lantas diberikan pertolongan dan dilarikan ke Rumah Sakit Tabanan. Beruntung korban selamat selanjutnya kejadian tersebut dilaporkan ke Polsek Pupuan
Kapolsek Pupuan AKP Ida Bagus Mahendra mengungkapkan setelah pihak menyelidikan kasus dialami oleh Nyoman Tamiasih.
Ternyata korban dianiaya oleh suaminya sendiri I Wayan Werjana. Namun Werjana Werjana setelah itu dilaporkan hilang oleh keluarga sejak Kamis (14/3) sore.
Adik kandung dari Werjana, I Ketut Sumirta bersama masyarakat melakukan pencarian terhadap Werjana sejak Kamis hingga Jumat di wilayah Banjar Dinas Duren Taluh, Desa Belimbing Pupuan.
Setelah dilakukan pencarian barulah sekitar pukul 15.10 kemarin Werjana ditemukan gantung diri di pohon coklat kebun milik Biang Dastri di sebelah Pura Bedugul, Banjar Dinas Duren Taluh, Belimbing, Pupuan.
Werjana gantung diri dengan ditas pohon coklat dengan ketinggian sekitar 4 meter menggunakan tali plastik warna hijau.
“Penemuan mayat Werjana diatas pohon coklat membuat heboh warga desa. Peristiwa itu langsung dilaporkan ke Bhabinkamtibmas Desa dan diteruskan ke Polsek Pupuan,” kata Kapolsek Pupuan
Hasil pemeriksaan oleh petugas medis puskemas Pupuan II, tubuh korban tidak ditemukan luka. Hanya ditemukan luka di leher akibat jeratan tali dan keluar sperma.
Dengan menggunakan pakaian celana panjang jeans wara biru, baju kaos warna hitam dengan jaket warna merah.
Untuk sementara dari hasil olah TKP dan keterangan saksi-saksi. Kesimpulan sementara. Motif korban mengakhiri hidupnya karena takut setelah melakukan penganiayaan terhadap istrinya sendiri.
Sehingga menyebabkan istrinya tersebut mengalami luka. “Selain itu diduga sudah tidak adanya hubungan harmonis dalam keluarga Werjana dan Tamiasih. Sehingga korban mengambil jalan pintas dengan gantung diri,” pungkasnya.