TABANAN – Cuaca ekstrim dalam bentuk hujan lebat dan angin kencang membuat sejumlah wilayah di Tabanan mengalami musibah bencana alam.
Hujan deras disertai angin dan petir mulai Sabtu sore (23/3) hingga Minggu (24/3) dini hari mengakibatkan tanah longsor di sejumlah titik di Tabanan.
Tercatat ada sembilan titik khususnya di Desa Bantiran, Pupuan mengalami musibah tanah longsor. Akses jalan dari Pupuan menuju Seririt, Singaraja tak dapat dilalui kendaraan.
Karena material longsor menutupi setengah badan jalan. Tak hanya itu bangunan dapur dan merajan milik warga di desa Bantiran juga tertimbun material longsor setinggi badan orang dewasa.
Berdasar informasi yang diperoleh Jawa Pos Radar Bali, sembilan titik longsor terjadi di Desa Bantiran, Pupuan.
Di antaranya longsor tutup jalan Pupuan-Seriti, Singaraja. Kemudian dapur milik I Ketut Suantika, Nyoman Suranata, I Made Pasek di Banjar Temu Sari, Desa Bantiran tertimbun longsor yang terjadi sekitar pukul 23.00.
Begitu pula dengan dapur milik I Ketut Mantra di Banjar Sasaan mengalami rusak berat. Dimana dapur semi permanen miliknya amblas jatuh ke bawah tegalan.
Selain dapur, kamar mandi pun juga ikut amblas. Sementara lokasi lainnya yang juga mengalami musibah tanah longsor. Yakni, tiga pelinggih merajan dan dapur milik Kadek Artana di Banjar Bantiran Kelod.
Dapur dan pelinggih milik I Nengah Jati di Banjar Bantiran dan longsor juga membuat saluran irigasi Subak Yeh Tilung dan Subak Yeh Sangladan di Desa Bantiran jebol amblas.
Dari sembilan titik longsor, terparah berada di Banjar Sasaan, Desa Bantiran. Di mana dapur dan kamar mandinya amblas jatuh ke bawah tegalan korban.
Akibat kejadian tersebut warga mengalami kerugian material puluhan juta rupiah. Kasi Kedaruratan BPBD Tabanan I Putu Trisna Widiatmika menjelaskan,
selain di daerah Pupuan, musibah tanah longsor juga terjadi di daerah Baturiti, dimana jalan desa jurusan Mekarsari-Antapan amblas longsor. “Memang lokasi terparah berada di Pupuan,” kata WIdiatmika.