DENPASAR – Kemacetan menjadi problem besar di Bali, khususnya di Bali selatan. Bagi Togar Situmorang, solusi pertama mengatasi kemacetan adalah memperlancar transportasi umum.
Pengamat Kebijakan Publik ini berpendapat, kemacetan di Bali seakan sudah menjadi polemik. Bali akan tersisih apabila kemacetan tidak segera diatasi.
Macet bahkan sudah menjadi keseharian bagi pengguna lalu lintas, apalagi saat peak hour yakni di pagi hari saat berangkat kerja/sekolah sekitar pukul 07.00 – 08.00 dan sore hari sekitar pukul 16.00 – 17.00.
Advokat yang masuk di dalam 100 Advokat Hebat versi majalah PropertynBank meminta, pemerintah dan instansi-instansi lainnya berupaya untuk menerjunkan langsung polisi-polisi
lalu lintas untuk mengatur pada jam-jam padat lalu lintas mengenai kondisi kemacetan di Bali yang kian mengkhawatirkan.
Dewan Pakar Forum Bela Negara Provinsi Bali ini menjelaskan, hal krusial yang paling sering menyebabkan kemacetan adalah semakin seringnya alih fungsi trotoar.
Trotoar yang semestinya digunakan sebagai pejalan kaki, justru menjadi tempat parkir beberapa mobil besar, terlebih jalan yang dilewati sangat sempit.
“Sama halnya dengan di perkotaan, macet juga terjadi di pedesaan. Bedanya faktor utama penyebab kemacetan di pedesaan adalah medan
dan kontur jalan yang dilewati oleh mobil-mobil besar dan berat terutama bus dan truk yang tidak kuat di jalan tanjakan,” ujar Ketua POSSI Denpasar Provinsi Bali ini.
“Bali yang dikenal dan populer dengan daya tarik wisatanya, dimana berbagai turis dari seluruh dunia menikmati Bali, apakah kemacetan ini yang kita suguhkan untuk menyambut turis?,” tanya Caleg DPRD Provinsi Bali dapil Denpasar nomor urut 7.
“Isu kemacetan di Bali akan sangat mudah tersebar di media massa, yang akan membawa dampak negatif bagi wisatawan yang akan berkunjung,
bahkan dapat mengalihkan destinasi wisata mereka ke negara lain,” kata Caleg millennial yang mempunyai tagline Siap Melayani Bukan Dilayani.
Togar yang pernah menjadi Ketua Gerakan Nasional Pencegahan Korupsi (GNPKRI) Provinsi Bali menjelaskan,
banyak negara maju yang memfokuskan kualitasnya bukan hanya pada atraksi yang disuguhkan kepada wisatawan, tetapi kemudahan aksesnya.
Pemerintah sebenarnya sudah berupaya untuk mengatasi permasalahan ini, salah satunya adalah dengan meluncurkan Bus Sarbagita pada tahun 2011.
Walau belum menyentuh hati segenap warga Bali, Sarbagita sudah menarik peminat dengan menggunakan bemo pancingan yang dapat mengantarkan beberapa warga yang tidak terjangkau ke halte Bus Sarbagita.
Itu sebabnya, menurut panglima hukum yang juga Managing Partner Law Office Togar Situmorang & Associates yang beralamat di Jl. Tukad Citarum No. 5A Renon,
Jl. Bypass Ngurah Rai No.407, dan juga merupakan rekanan OTO 27 yaitu bisnis usaha yang bergerak di bidang, Insurance AIA, Property penjualan Villa,
Showroom Mobil, Showroom Motor Harley Davidson, Food Court dan juga Barber Shop yang beralamat di Jl. Gatot Subroto Timur No. 22 Denpasar Bali,
sangat diperlukan keterlibatan Pemprov Bali dan juga pemerintah pusat serta pemda-pemda di wilayah Sarbagita dalam mengatasi kemacetan di Bali.