RadarBali.com – Abrasi yang memporak-porandakan Pantai Yehembang, Mendoyo hingga kini masih belum ditangani.
Padahal, kerusakan yang ditimbulkan akibat gempuran ombak besar tersebut semakin parah. Akibat gempuran ombak besar yang sering terjadi senderan penahan ombak semakin banyak yang hancur.
Jalan alternatif yang menjadi akses petani untuk beraktivitas yang juga menjadi akses ke Pura Dang Kahyangan Rambut Siwi sudah putus.
Hektaran sawah, belasan rumah warga, setra (kuburan) semakin terancam termasuk Pura Rambut Siwi Jembrana.
“Hancurnya penahan ombak dan jalan itu sudah sejak setahun lalu. Warung saya juga sudah ambruk,” ujar Komang Dartini, salah seorang warga Kamis (14/9).
Menurutnya, kawasan pesisir sekitar satu kilometer kini sudah porak-poranda diterjang ombak. Dua warung, kandang sapi serta belasan pohon perindang tumbang karena abrasi.
Jika tidak segera ditangani maka kerusakan akan semakin parah. “Setra, rumah warga, sawah dan Pura Rambut Siwi kini sudah terancam,” ungkapnya.
Memang untuk penanganan sementara dari desa sudah menguruk dengan tanah. Namun pengurukan itu tidak bertahan lama.
Kelian Banjar Pasar, Yehembang I Made Astawa, mengakui kalau belakangan ini abrasi di pantai Yehembang semakin parah.
Penanganan sementara dengan melakukan pengurukan sudah dilakukan. Tetapi daya tahan tanah uruk itu tidak akan maksimal.
Abrasi itu memang sudah dilaporkan ke pemerintah dan memohon agar segera mendapat penanganan.
“Namun, hingga kini belum mendapat penanganan. Kami berharap abrasi di pesisir segera ditangani agar kerugian tidak semakin besar,” ungkapnya