DENPASAR – Dua film dokumenter karya remaja Denpasar berhasil ditayangkan di ajang Kongres Dunia Organisasi Kota-kota
Warisan Dunia (The Organization of World Heritage Cities- OWHC) ke-15 yang digelar di Krakow, Polandia, 2 hingga 5 Juni lalu.
Dua film tersebut adalah Penempa Bara karya AAI Sari Ning Gayatri, pelajar SMAN 3 Denpasar dan What Makes Denpasar karya Made Cahya Satrya Hariantha, pelajar SMAN 4 Denpasar.
Kedua karya tersebut diputar bagi para delegasi yang berasal dari 250 Kota Pusaka di seluruh dunia karena berhasil terpilih sebagai finalis Kompetisi Internasional Produksi Video OWHC 2019.
Film Penempa Bara tampil sebagai finalis di Kategori usia 14-17 tahun. Karyanya bersanding dengan beberapa finalis fillmaker negara lainnya.
Sedangkan film What Makes Denpasar karya Made Cahya Satrya Hariantha berhasil sebagai finalis di kategori usia 18-21 tahun bersanding dengan karya-karya remaja lain dari berbagai negara.
Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra yang ikut hadir pada acara tersebut merasa bangga menyaksikan karya-karya dokumenter remaja Denpasar bisa berbicara di kancah internasional.
“Ini menunjukkan bahwa potensi perfilman di Denpasar sangat luar biasa,” ujar Walikota Denpasar Rai Mantra.
Rai Mantra hadir memimpin rombongan pada acara Kongres OWHC ke-15 tersebut karena Denpasar merupakan anggota OWHC yang telah tergabung sejak Oktober 2012.
Tahun ini kongres OWHC mengusung tema Warisan dan Pariwisata: Komunitas dan pengunjung lokal – berbagi tanggung jawab.
Sebuah komite ilmiah bekerja di bawah arahan Prof. Jacek Purchla, Presiden Komisi Nasional Polandia untuk UNESCO, dan Peter Debrine, Project Officer merancang Program Pariwisata Berkelanjutan di Pusat Warisan Dunia UNESCO.
Maria Ekaristi, Manager for The Local Part of The Video Competition of The OWHC, mengatakan bahwa tampilnya karya-karya remaja Denpasar sebagai finalis di ajang kompetisi video OWHC bukan yang pertama.
Pada 2015 terpilih sebagai finalis Layang-layang karya Resha Arundari, siswa SMPN 3 Denpasar dan Warisan Nak Lingsir karya Made Arya Wibawa yang merupakan siswa SMAN 3 Denpasar.
Sedangkan pada 2017 tampil sebagai finalis Sang Penjaga Beji karya AAI Sari Ning Gayatri, SMAN 3 Denpasar dan Tradisi Turunan karyaI Putu Sathyana Rayana, SMKN 1 Denpasar.
“Keterlibatan para siswa Denpasar dalam ajang OWHC merupakan arahan dari Walikota Denpasar pada awal 2012 untuk memperkenalkan Denpasar sebagai kota pusaka melalui karya dokumenter,” tuturnya.