SEMARAPURA – Ketua DPRD Klungkung, I Wayan Baru dalam rapat gabungan dengan eksekutif di Kantor DPRD Klungkung, Selasa (11/6) lalu sempat meminta agar
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Semesta Berencana Kabupaten Klungkung Tahun 2018-2023 disusun berdasarkan program-program prioritas seperti infrastruktur yang sampai saat ini dilihatnya masih kurang.
Sementara gelaran festival, menurutnya, bukanlah program prioritas sehingga pihaknya meminta agar anggaran festival digeser untuk perbaikan infrastruktur.
“Dan festival ini anggarannya dibawa ke sekala prioritas menurut saya. Karena sekarang IT semakin canggih, bisa mengendalikan lewat web,” ujar Baru.
Terkait hal itu, Ketua Panitia Festival Nusa Penida 2015 Wayan Suwira kemarin akhirnya angkat bicara.
Menurutnya, apa yang dikatakan Wayan Baru mengenai festival tersebut adalah perkataan orang awam mengenai dunia promosi. “Itu hanya perkataan orang awam,” ujarnya.
Pada Festival Nusa Penida 2015, menurutnya, banyak kegiatan bermanfaat yang telah dibuat. Tidak hanya untuk promosi wisata Nusa Penida, Festival Nusa Penida saat itu pasalnya juga dibuat untuk mendukung pelestarian budaya, dan lingkungan.
“Melalui festival, daya tariknya akan lebih berbeda dibandingkan hanya dengan mengulas objek wisata satu per satu.
Festival ini sekaligus sebagai penyegaran bagi masyarakat. Terutama dalam dunia pariwisata,” katanya.
Meski sudah banyak orang yang mendengar tentang Nusa Penida, namun tidak banyak orang yang tahu bagaimana cara menikmati liburan di pulau tersebut pada waktu itu.
Melalui festival itulah banyak pelaku industri pariwisata akhirnya diundang untuk mengenal Nusa Penida lebih dalam lagi.
Sehingga mereka bisa dengan mudah membuat paket-paket wisata Nusa Penida. “Iya kalau pengusahanya memang sudah berniat penuh berinvestasi di Nusa Penida,
tentunya mereka akan langsung ke Nusa Penida. Yang masih setengah-setengah ini, kadang mereka enggan mengenal lebih dalam.
Dengan adanya gelaran festival ini kami undang untuk mengetahui Nusa Penida lebih dalam lagi,” terangnya.
Dalam festival ini juga digelar berbagai atraksi kesenian lokal Nusa Penida yang melibatkan ribuan masyarakat Nusa Penida.
Seperti Tari Baris Jangkang yang sebelumnya hanya dipelajari warga Banjar Pelilit, Desa Pejukutan, dengan adanya festival tersebut akhirnya dipelajari oleh anak-anak di Kecamatan Nusa Penida dan kian dikenal oleh khalayak luas.
“Dengan begitu terjadi regenerasi. Tidak hanya pelestarian budaya, kami juga menggelar kegiatan lain untuk mengajak masyarakat lebih peduli dengan alam. Jadi dampak positif dari festival banyak sekali,” imbuh Suwira.
Lebih lanjut diungkapkannya, pada pagelaran Festival Nusa Penida 2015, antusias masyarakat sangat besar.
Saking besarnya antusias masyarakat, pembiayaan festival tersebut tidak hanya berasal dari Pemkab Klungkung, namun juga masyarakat dan pelaku pariwisata.
“Jadi sangat salah jika festival dikatakan tidak bermanfaat dan bukan kegiatan prioritas,” tandasnya.