DENPASAR – Ajang PKB tidak hanya menampilkan seni dan budaya lakal saja, namun juga menampilkan seni budaya luar Bali bahkan luar negeri.
Salah satunya, Jepang yang tampil melalui instrumen musik tradisionalnya. Beranggotakan musisi tradisional asal negeri sakura Jepang,
Baisho-kai berhasil membawa penonton menuju Jepang yang bernuansa khas tradisi yang tampil di Gedung Ksirarnawa, Art Center, Minggu malam lalu.
Grup musik besutan Baisho Matsumoto atau yang akrab dengan sapaan Matsumoto Sensei ini bukan kali pertama tampil di Bali.
Sebelumnya, Matsumoto sensei dan kawan-kawannya pernah tampil di Bali sebanyak lima kali. Kesepuluh anggota Baisho-kai termasuk Matsumoto sensei, menyajikan 15 garapan instrumen tradisi Jepang.
Kala berjumpa di belakang panggung, Matsumoto yang ditemani delegasi dari Konsulat Jepang, I Wayan Ardika.
Dia menuturkan delegasi dari konsulat Jepang untuk mengkoordinasikan acara dengan panitia PKB tahun 2019.
“Sejak melakukan permohonan untuk tampil dan itu difasilitasi oleh konsulat Jenderal Jepang di Denpasar,” kata Ardika.
Kali ini Baisho-kai membawakan 15 lagu. Lagu-lagu tersebut didominasi oleh permainan alat musik shamisen dan shakuhaciyang berwujud layaknya alat musik rebab.
Dalam sejarahnya, alat musik shamisen dan shakuhachi telah dimainkan sejak 450 tahun yang lalu dan diiringi pula oleh alat musik lainnya seperti drum khas Jepang (wadaiko) hingga sakuhaci yang merupakan seruling khas Jepang.
Kelima belas garapan tersebut ditampilkan menyambung tanpa jeda dan dinikmati para pengunjung yang datang.
“Kehadiran Baisho-kai dalam PKB adalah bukti persahabatan Indonesia dengan Jepang yang kuat,” tutur Ardika.