32.7 C
Jakarta
22 November 2024, 15:28 PM WIB

Trauma Berat, Korban Pencabulan Pimpinan Panti Butuh Pemulihan Psikis

SINGARAJA – Sejumlah anak asuh yang diduga menjadi korban pencabulan di salah satu yayasan panti asuhan di Kecamatan Gerokgak, hingga kini masih butuh pendampingan.

Sebab para korban kondisi psikisnya masih terguncang. Meski kasus itu disebut telah terjadi cukup lama. Disebut-sebut aksi pencabulan terjadi sejak dua tahun terakhir.

Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Buleleng, kini tengah melakukan pendampingan terhadap para anak asuh yang menjadi korban.

Hanya saja kini P2TP2A Buleleng baru bisa melakukan pendampingan pada 3 orang anak asuh. “Ada yang diasuh di dalam panti, ada yang diasuh di luar panti,

dan ada juga yang sudah keluar dari panti. Kami masih melacak anak-anak yang lain, sehingga bisa kami dampingi. Sebab kejadiannya kan sudah lama,” kata Ketua P2TP2A Buleleng Made Wibawa.

Menurut Wibawa saat ini dari 3 anak asuh yang didampingi P2TP2A Buleleng, sebanyak 2 anak lainnya telah memberikan keterangan pada polisi.

Selama proses kesaksian itu, mereka juga telah didampingi. Sementara seorang lainnya, masih belum siap memberikan keterangan.

“Masih butuh pendampingan psikis. Kami juga tidak mau anak asuh yang satu ini terburu-buru memberikan keterangan. Supaya kondisinya benar-benar siap dulu,” imbuhnya.

Lebih lanjut Wibawa mengatakan, kini kondisi psikis anak-anak yang menjadi korban pencabulan sudah relatif stabil.

Mereka pun mulai diarahkan melakukan kegiatan-kegiatan produktif, sehingga tak melulu teringat dengan peristiwa pencabulan itu.

Seperti diberitakan sebelumnya, seorang oknum pimpinan yayasan panti asuhan di Buleleng dipolisikan. Oknum berinisial K itu diduga melakukan aksi pencabulan terhadap anak asuhnya di panti.

Tak tanggung-tanggung, diduga ada 9 orang anak asuh yang menjadi korban. Akibatnya korban kini mengalami trauma psikis dan harus diungsikan di sebuah rumah aman. 

SINGARAJA – Sejumlah anak asuh yang diduga menjadi korban pencabulan di salah satu yayasan panti asuhan di Kecamatan Gerokgak, hingga kini masih butuh pendampingan.

Sebab para korban kondisi psikisnya masih terguncang. Meski kasus itu disebut telah terjadi cukup lama. Disebut-sebut aksi pencabulan terjadi sejak dua tahun terakhir.

Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Buleleng, kini tengah melakukan pendampingan terhadap para anak asuh yang menjadi korban.

Hanya saja kini P2TP2A Buleleng baru bisa melakukan pendampingan pada 3 orang anak asuh. “Ada yang diasuh di dalam panti, ada yang diasuh di luar panti,

dan ada juga yang sudah keluar dari panti. Kami masih melacak anak-anak yang lain, sehingga bisa kami dampingi. Sebab kejadiannya kan sudah lama,” kata Ketua P2TP2A Buleleng Made Wibawa.

Menurut Wibawa saat ini dari 3 anak asuh yang didampingi P2TP2A Buleleng, sebanyak 2 anak lainnya telah memberikan keterangan pada polisi.

Selama proses kesaksian itu, mereka juga telah didampingi. Sementara seorang lainnya, masih belum siap memberikan keterangan.

“Masih butuh pendampingan psikis. Kami juga tidak mau anak asuh yang satu ini terburu-buru memberikan keterangan. Supaya kondisinya benar-benar siap dulu,” imbuhnya.

Lebih lanjut Wibawa mengatakan, kini kondisi psikis anak-anak yang menjadi korban pencabulan sudah relatif stabil.

Mereka pun mulai diarahkan melakukan kegiatan-kegiatan produktif, sehingga tak melulu teringat dengan peristiwa pencabulan itu.

Seperti diberitakan sebelumnya, seorang oknum pimpinan yayasan panti asuhan di Buleleng dipolisikan. Oknum berinisial K itu diduga melakukan aksi pencabulan terhadap anak asuhnya di panti.

Tak tanggung-tanggung, diduga ada 9 orang anak asuh yang menjadi korban. Akibatnya korban kini mengalami trauma psikis dan harus diungsikan di sebuah rumah aman. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/