33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 13:23 PM WIB

Kerusakan Pesisir Pantai Kian Parah, Manfaatkan Ban Bekas Tahan Abrasi

NEGARA – Wilayah pantai Jembrana yang kritis digerus abrasi, tahun 2019 belum mendapat jatah pembuatan senderan penahan abrasi.

Karena itu, salah satu solusi untuk menahan ganasnya ombak, warga memasang ratusan ban bekas di lokasi yang tergerus abrasi parah, seperti di pantai Pebuahan, Desa Banyubiru.

Menurut informasi, pemasangan ban bekas tersebut dilakukan sendiri oleh warga karena daratan setiap tahun terus berkurang.

Bahkan, jalan rabat beton yang dibangun 2017 lalu, sudah hancur digerus abrasi hingga tak tersisa. “Kalau ban yang di jalan itu, warga yang memasang, tapi pribadi bukan swadaya,” kata Yanto, salah satu warga Desa Pebuahan.

Selain di jalan umum yang tergerus abrasi, warga yang memiliki rumah makan di pinggir pantai juga memasang sendiri senderan dengan batu.

Karena sejumlah rumah makan rusak setelah diterjang gelombang dan daratan semakin banyak berkurang, termasuk daratan yang dulu banyak pemukiman warga.

Kepala Bidang Sumber Daya Air pada Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang, Perumahan dan Kawasan Pemukiman Jembrana I Wayan Widnyana saat dikonfirmasi mengaku tidak mengetahui warga yang memasang senderan pantai dengan ban bekas tersebut.

Namun, berdasar informasi, sebelumnya ada rapat di Desa Banyubiru bahwa akan ada warga yang akan memasang penahan abrasi karena punya lahan pribadi di dekat lokasi yang tergerus abrasi.

“Kalau yang memasang saya tidak tahu, tapi apakah sudah ada izin dari balai, masih belum tahu,” ujarnya.

NEGARA – Wilayah pantai Jembrana yang kritis digerus abrasi, tahun 2019 belum mendapat jatah pembuatan senderan penahan abrasi.

Karena itu, salah satu solusi untuk menahan ganasnya ombak, warga memasang ratusan ban bekas di lokasi yang tergerus abrasi parah, seperti di pantai Pebuahan, Desa Banyubiru.

Menurut informasi, pemasangan ban bekas tersebut dilakukan sendiri oleh warga karena daratan setiap tahun terus berkurang.

Bahkan, jalan rabat beton yang dibangun 2017 lalu, sudah hancur digerus abrasi hingga tak tersisa. “Kalau ban yang di jalan itu, warga yang memasang, tapi pribadi bukan swadaya,” kata Yanto, salah satu warga Desa Pebuahan.

Selain di jalan umum yang tergerus abrasi, warga yang memiliki rumah makan di pinggir pantai juga memasang sendiri senderan dengan batu.

Karena sejumlah rumah makan rusak setelah diterjang gelombang dan daratan semakin banyak berkurang, termasuk daratan yang dulu banyak pemukiman warga.

Kepala Bidang Sumber Daya Air pada Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang, Perumahan dan Kawasan Pemukiman Jembrana I Wayan Widnyana saat dikonfirmasi mengaku tidak mengetahui warga yang memasang senderan pantai dengan ban bekas tersebut.

Namun, berdasar informasi, sebelumnya ada rapat di Desa Banyubiru bahwa akan ada warga yang akan memasang penahan abrasi karena punya lahan pribadi di dekat lokasi yang tergerus abrasi.

“Kalau yang memasang saya tidak tahu, tapi apakah sudah ada izin dari balai, masih belum tahu,” ujarnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/