33.1 C
Jakarta
23 November 2024, 12:10 PM WIB

Sengaja Gaet Generasi Milenial Agar Warisan Budaya Bali Tetap Lestari

Upaya melestarikan tradisi dan merawat salah satu warisan budaya Bali, Secret Garden Village (SGV), menyelenggarakan “Festival Melayangan Anak – Anak”.  

Lalu seperti apa kemeriahan lomba melayangan yang diikuti oleh ratusan peserta yang tergabung dalam puluhan tim?

 

DIDIK D.PRAPTONO, Tabanan

 

KEMERIAHAN dan antusiasme warga sekitar, Minggu sore (21/7) mendadak pecah di kawasan wisata yang berlokasi di Jalan Raya Denpasar KM 36 Luwus, Tabanan.

Terlebih dengan faktor cuaca dan angin yang cukup baik sangat mendukung suasana lomba melayangan.

Bahkan hampir dari puluhan tim yang ikut menyemarakkan lomba, tak satupun yang gagal terbang.

Sorak-sorai peserta dan teriakan semangat dari masing-masing makin menambak semaraknya festival yang megusung tajuk atau tema “Melestarikan Pemainan Tradisional Layang Layang Bali di era Milenial”.

Ditemui di sela event, Maray Mayasnil selaku Marketing Communication PT Natura Pesona Mandiri (SGV Grup), menjelaskan bahwa tujuan dari digelarnya festival melyangan anak-anak, itu yakni untuk tujuan agar generasi muda khususnya para generasi milenial tidak melupakan dan tetap melestarikan salah satu warisan atau leluhur budaya Bali.

“Kami sengaja melibatkan generasi milenial agar warisan Budaya Bali tidak luntur dan tetap terjaga dengan lestari,”tegasnya,

Memiliki desain yang khas dan unik dari daerah lain di Indonesia, kata Maray lomba atau festival melayangan anak ini, juga dimaksudkan untuk mengirim pesan keagamaan kepada Dewa Dewa Hindu yang telah memberikan hasil pertanian melimpah.

“Tentu dengan tujuan itu, kami ingin menjaga nilai-nilai ini untuk mempertahankan kebudayaan masyarakat Bali dan juga sebagai ajang silaturahmi serta sportifitas di antara para peserta festival melayangan ini, terangnya.

Lebih lanjut, terkait teknis penilaian lomba, aspek penilaian dari lomba ini selain dinilai dari ketinggian layang-layang ketika terbang, juga kreasi keindahan layangan ketika ada di udara.

“Khusus jenis layangan yang dinilai sudah kami tentukan dengan criteria layangan berukuran maksimal satu meter, terbuat dari plastic,”tambahnya.

Adapun sebagai pemenang lomba yang diikuti oleh ratusan peserta dari 59 tim, imbuh Maray, Juara 1 diraih oleh Team Sik Arsa dari Banjar Tuka; Juara 2 oleh Team Putu Arya Putra dari Banjar Luwus ; serta juara 3 dari team RA Bagus Udu dari Banjar Tuka.

Sedangkan juara harapan 1 dimenangkan oleh Team Sikut Santai dari Banjar Sekar Gula; Harapan II oleh Team Putra Wisnawa dari Banjar Temacum; dan Harapan III oleh team Putu Gede Sudartayasa dari Banjar Denkaya. (*)

Upaya melestarikan tradisi dan merawat salah satu warisan budaya Bali, Secret Garden Village (SGV), menyelenggarakan “Festival Melayangan Anak – Anak”.  

Lalu seperti apa kemeriahan lomba melayangan yang diikuti oleh ratusan peserta yang tergabung dalam puluhan tim?

 

DIDIK D.PRAPTONO, Tabanan

 

KEMERIAHAN dan antusiasme warga sekitar, Minggu sore (21/7) mendadak pecah di kawasan wisata yang berlokasi di Jalan Raya Denpasar KM 36 Luwus, Tabanan.

Terlebih dengan faktor cuaca dan angin yang cukup baik sangat mendukung suasana lomba melayangan.

Bahkan hampir dari puluhan tim yang ikut menyemarakkan lomba, tak satupun yang gagal terbang.

Sorak-sorai peserta dan teriakan semangat dari masing-masing makin menambak semaraknya festival yang megusung tajuk atau tema “Melestarikan Pemainan Tradisional Layang Layang Bali di era Milenial”.

Ditemui di sela event, Maray Mayasnil selaku Marketing Communication PT Natura Pesona Mandiri (SGV Grup), menjelaskan bahwa tujuan dari digelarnya festival melyangan anak-anak, itu yakni untuk tujuan agar generasi muda khususnya para generasi milenial tidak melupakan dan tetap melestarikan salah satu warisan atau leluhur budaya Bali.

“Kami sengaja melibatkan generasi milenial agar warisan Budaya Bali tidak luntur dan tetap terjaga dengan lestari,”tegasnya,

Memiliki desain yang khas dan unik dari daerah lain di Indonesia, kata Maray lomba atau festival melayangan anak ini, juga dimaksudkan untuk mengirim pesan keagamaan kepada Dewa Dewa Hindu yang telah memberikan hasil pertanian melimpah.

“Tentu dengan tujuan itu, kami ingin menjaga nilai-nilai ini untuk mempertahankan kebudayaan masyarakat Bali dan juga sebagai ajang silaturahmi serta sportifitas di antara para peserta festival melayangan ini, terangnya.

Lebih lanjut, terkait teknis penilaian lomba, aspek penilaian dari lomba ini selain dinilai dari ketinggian layang-layang ketika terbang, juga kreasi keindahan layangan ketika ada di udara.

“Khusus jenis layangan yang dinilai sudah kami tentukan dengan criteria layangan berukuran maksimal satu meter, terbuat dari plastic,”tambahnya.

Adapun sebagai pemenang lomba yang diikuti oleh ratusan peserta dari 59 tim, imbuh Maray, Juara 1 diraih oleh Team Sik Arsa dari Banjar Tuka; Juara 2 oleh Team Putu Arya Putra dari Banjar Luwus ; serta juara 3 dari team RA Bagus Udu dari Banjar Tuka.

Sedangkan juara harapan 1 dimenangkan oleh Team Sikut Santai dari Banjar Sekar Gula; Harapan II oleh Team Putra Wisnawa dari Banjar Temacum; dan Harapan III oleh team Putu Gede Sudartayasa dari Banjar Denkaya. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/