GIANYAR – Bulan Juni lalu, Bali United sudah melepas sahamnya kepada publik sebesar 33,33 persen.
Dan dibulan yang sama, PT Bali Bintang Sejahtera Tbk sebagai perusahaan yang membawa Bali United dan entitas anak lainnya sudah resmi melantai di Bursa Efek Indonesia dengan kode emiten BOLA.
Dana segar langsung didapat PT BBS sebesar Rp 350 miliar. Saham pun melejit dari Rp 175 per lembar saham, sekarang menjadi Rp 378 per lembar saham.
Dari dana sebesar itu, PT BBS sudah mengalokasikan 19,1 persen untuk belanja modal perseroan.
Belanja modal tersebut meliputi pengembangan fasilitas dan peralatan di Stadion kapten I Wayan Dipta hingga pengembangan fasilitas dan tempat latihan akademi.
Lepas dari kemana dana segar dari penjualan saham tersebut akan digunakan, di Bali United juga tampaknya menjadi satu-satunya klub yang memiliki jabatan rangkap di Indonesia.
Kebetulan, Yabes Tanuri menjabat sebagai CEO Bali United. Ketika pertandingan berlangsung, pria berusia 42 tahun tersebut bertindak sebagai manajer dan duduk di bench.
Disamping itu, di PT Bali Bintang Sejahter Tbk, Yabes bertindak sebagai direktur utama. Saat disinggung mengenai masalah ini, Yabes tidak menampiknya.
Menurut pria lulusan akuntansi di City University Seattle, Amerika Serikat, pada tahun 2000 tersebut, tidak mudah untuk mengelola sebuah klub professional, terlebih dengan rangkap jabatan.
“Saya bertindak di perusahaan dan klub. Manajer di klub, CEO di perusahaan. Pada intinya harus banyak belajar. Kalau tidak mengerti pasti bingung,” tutupnya.