Setelah lulus dari sel masa pengenalan lingkungan (Mapenaling) selama tiga hari, I Ketut Sudikerta dimasukkan ke dalam sel khusus
lansia Lapas Kelas IIA Kerobokan. Mantan orang nomor dua di Bali, itu sempat curhat sebelum dijebloskan ke dalam bui.
MAULANA SANDIJAYA, Denpasar
WAJAH Sudikerta saat digiring masuk ke dalam mobil tahanan Kejari Denpasar beberapa waktu lalu terlihat biasa saja.
Ia sempat melempar senyum tipis kepada awak media yang berebut wawancara dan mengabadikan gambar. Sudikerta tetap diam seribu bahasa.
Namun, informasi yang dirangkum Jawa Pos Radar Bali kepada sejumlah jaksa penyidik dan pengawal tahanan yang mengurus kepindahan Sudikerta, suasan hati mantan Wagub Bali itu sejatinya tidak setenang pembawaannya.
Tomi Kecil, sebutan lain Sudikerta sempat curhat, tidak menyangka bakal menjadi tahanan penghuni Lapas Kelas IIA Kerobokan.
“Dulu, saya sering ke Kerobokan memimpin apel (upacara) Agustusan. Sekarang, saya datang seperti ini (tahanan),” ujar salah satu sumber Jawa Pos Radar Bali di kejaksaan menirukan curhatan Sudikerta.
Saat mengutarakan isi hatinya itu mimik Sudikerta terlihat sedih. Politikus asal Pecatu, Kuta Selatan, itu seperti tak menyangka akan nasib yang menimpanya.
Selama menjadi wakil bupati dan wakil gubernur, ia kerap mendapat tugas memimpin upacara 17 Agustus memperingati hari kemerdekaan RI.
Bupati atau gubernur biasanya memimpin upacara di pusat pemerintahan. Sedangkan wakilnya ditugaskan menghadiri apel di Lapas Kerobokan.
Tapi, itu dulu. Saat dirinya belum tersangkut kasus dugaan penipuan, penggelapan, dan tindak pidana pencucian uang Rp 150 miliar.
Mendapat curhatan Sudikerta, para jaksa dan pengawal tahanan berusaha membesarkan hati Sudikerta agar tidak stres.
“Pak Tut (Sudikerta) harus menjalani ini dengan sabar. Semakin cepat (sidang) selesai, semakin cepat selesai menjalani hukuman,” ucap sumber yang mendampingi pelimpahan Sudikerta.
Menurut sumber, Sudikerta juga terlihat gelisah sebelum dibawa ke Lapas Kelas IIA Kerobokan. Politisi Golkar itu khawatir dengan kondisi keamanan di dalam penjara terbesar di Bali itu.
Lapas yang penuh sesak. Sumber Jawa Pos Radar Bali meminta Sudikerta berbuat baik di dalam. Apalagi, usianya sudah 50 tahun lebih.
“Dengan usia 50 tahun lebih, Pak Tut bisa menempati blok lansia. Di blok itu lebih longgar,” imbuh sumber. Setelah mendapat “pencerahan”, Sudikerta tampak sedikit lega.
Sudikerta kelahiran 29 Agustus 1967, saat dilimpahkan umurnya 51 tahun. Sebentar lagi, bapak tiga anak itu berusia 52 tahun.
Sayangnya, ia harus merayakan hari lahirnya itu di dalam tembok derita. Menariknya, sebelum diangkut ke dalam mobil tahanan Sudikerta sempat menanyakan mantan Bupati Klungkung I Wayan Candra juga ada di dalam lapas.
Sumber Jawa Pos Radar Bali pun mengiyakan. Sementara itu, Kepala Kesatuan Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (KPLP) Lapas Kelas IIA Kerobokan, Eries Sugianto mengatakan kondisi Sudikerta saar ini baik-baik saja.
Sudikerta ditempatkan di dalam sel Wisma Nusa Lembongan. Wisma ini dikhususkan untuk tahanan dan narapidana (napi) berusia lanjut atau lansia.
“Di Wisma Nusa Lembongan ini khusus rata-rata umur penghuninya 50 tahun ke atas. Kebetulan Pak Sudikerta kan umurnya sudah 50 tahun lebih,” tutur Sugianto kepada Jawa Pos Radar Bali, kemarin (4/8).
Nah, yang menarik Sudikerta ternyata satu wisma atau satu blok dengan mantan Bupati Klungkung, I Wayan Candra, terpidana 15 tahun penjara kasus korupsi pembangunan dermaga di Klungkung.
Menurut Sugianto penempatan Sudikerta dengan Candra murni pertimbangan usia. “Kebetulan Pak Sudikerta dan Pak Candra sudah sama-sama sepuh. Memang satu wisma, tapi beda kamar (sel),” imbuh pria asal Ngawi, Jawa Timur, itu.
Candra sendiri di dalam lapas saat ini memiliki kesibukan melatih tahanan dan napi lain untuk melantunkan puja tri shandya. Pelatihan itu dilakukan secara langsung tanpa musik setiap pukul 12.00 dan 18.00.
Selain satu wisma dengan Candra, Sudikerta juga satu wisma dengan AA Ngurah Alit Wira Putra, 50, mantan Ketua Kadin Bali yang saat ini masih menjadi pesakitan di PN Denpasar kasus dugaan penggelapan dan penipuan sebesar Rp 16 miliar.
“Jadi, napi yang umurnya sudah 50 tahun ke atas dikumpulkan biar gampang kalau ada keluhan kesehatan,” tutur Sugianto.
Begitu masuk ke dalam lapas kesehatan Sudikerta juga dicek. Hasilnya normal. Bagaimana sikap Sudikerta saat pertama memasuki Lapas Kelas IIA Kerobokan?
Sugianto menuturkan, Sudikerta terlihat sedikit shock. Namun, pihaknya sudah memberikan arahan dan nasihat kepada Sudikerta.
“Kami jelaskan, bahwa Lapas Kerobokan saat ini kondisinya tidak jauh berubah. Untuk keamanan tidak perlu dikhawatirkan,” tukasnya.
Sampai sekarang belum ada keluhan keamanan dari Sudikerta. Meski begitu, pihak lapas tidak akan memberikan keistimewaan pada Sudikerta.
Walau menyandang status sebagai mantan pejabat dan publik figur, Sudikerta akan diperlakukan setara dengan tahanan lainnya.
Sudikerta juga belum pernah dijemput keluarganya sejak dilimpahkan dari kejaksaan pada Selasa (31/7) lalu.
Belum dijenguknya Sudikerta ini karena mulai Jumat tidak membuka kunjungan lantaran libur hari raya. Kunjungan atau besuk akan dibuka lagi Senin hari ini. (*)