29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 8:55 AM WIB

64 Warga Keracunan saat UDG, Disbud Serahkan Konsumsi ke Desa Pakraman

DENPASAR – Kasus keracunan massal 64 warga Banjar Anggabaya, Kelurahan Penatih, Denpasar Timur, usai mengonsumsi

nasi bungkus saat pembukaan Utsawa Dharma Gita (UDG) mendapat perhatian Dinas Kebudayaan (Disbud) Denpasar.

Sebagai leading sector UDG, Disbud berencana menyerahkan pengadaan konsumsi ke desa pakraman.

Disbud akan memberikan hibah sesuai dengan Undang-undang desa pakraman. Langkah ini diambil untuk mencegah kasus serupa terulang.

“Ke depan kita akan serahkan ke desa pakraman,” ujar Kadisbud Denpasar I Gusti Ngurah Mataram kemarin.

Pihaknya akan menyerahkan sepenuhnya kepada desa pakraman untuk menyediakan konsumsi setiap kali ada kegiatan yang berkaitan dengan pemerintah. 

Dikatakan  hibah yang nantinya dikelola sendiri atau memproses makanan sendiri untuk peserta dan panitia. Teknis penyediaan konsumsi juga akan dilakukan oleh mereka.

“Karena musibah jadi kami kedepannya akan menyerahkan ke desa pakraman untuk pengadaan konsumsinya,” jelas Mataram. 

Hibah tersebut nantinya akan digunakan proses makanan, apakah dibuat sendiri atau membeli didekat lokasi kegiatan.

Hal itu untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan seperti yang terjadi di Banjar Anggabaya.

“Mungkin mereka menggunakan hibah itu untuk ngelawar, atau membeli dekat tempat kegiatan agar tidak nanti jadi Disbud juga yang dikira menyediakan nasi itu,” ungkapnya. 

Menurutnya, insiden keracunan diluar dugaan. Sebab, rekanan yang menyediakan makanan sudah sering menjadi langganan setiap kegiatan mereka dan sama dengan proses di tiga kecamatan lainnya. 

Tiga kecamatan yang lain, kata dia, mengonsumsi makanan yang sama, yaitu nasi bungkus dengan isian nasi putih, ayam sisit, mie, dan sambel.

Peserta baru makan setelah latihan persiapan pembukaan UDG. “Kebetulan hanya dikecamatan Denpasar Timur yang kena,

yang lainnya tidak ada kenapa-kenapa. Biasanya nasinya kuat itu. Entah tercemar apa nasinya kita tidak tau,” jelasnya. 

Dikonfirmasi terpisah Kepala Sub Bagian Hukum dan Hubungan Masyarakat RS Wangaya AA Ngurah Suastika mengatakan, untuk 6 pasien yang terindikasi keracunan nasi bungkus keadaannya saat ini sudah semakin membaik.

Namun, kendati sudah membaik pihaknya mengatakan keenamnya masih dilakukan observasi oleh dokter. 

“Sudah semakin membaik, tapi masih opname, tunggu pemeriksaan kembali oleh dokter. Semoga segera bisa diperbolehkan pulang,” ungkapnya.

DENPASAR – Kasus keracunan massal 64 warga Banjar Anggabaya, Kelurahan Penatih, Denpasar Timur, usai mengonsumsi

nasi bungkus saat pembukaan Utsawa Dharma Gita (UDG) mendapat perhatian Dinas Kebudayaan (Disbud) Denpasar.

Sebagai leading sector UDG, Disbud berencana menyerahkan pengadaan konsumsi ke desa pakraman.

Disbud akan memberikan hibah sesuai dengan Undang-undang desa pakraman. Langkah ini diambil untuk mencegah kasus serupa terulang.

“Ke depan kita akan serahkan ke desa pakraman,” ujar Kadisbud Denpasar I Gusti Ngurah Mataram kemarin.

Pihaknya akan menyerahkan sepenuhnya kepada desa pakraman untuk menyediakan konsumsi setiap kali ada kegiatan yang berkaitan dengan pemerintah. 

Dikatakan  hibah yang nantinya dikelola sendiri atau memproses makanan sendiri untuk peserta dan panitia. Teknis penyediaan konsumsi juga akan dilakukan oleh mereka.

“Karena musibah jadi kami kedepannya akan menyerahkan ke desa pakraman untuk pengadaan konsumsinya,” jelas Mataram. 

Hibah tersebut nantinya akan digunakan proses makanan, apakah dibuat sendiri atau membeli didekat lokasi kegiatan.

Hal itu untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan seperti yang terjadi di Banjar Anggabaya.

“Mungkin mereka menggunakan hibah itu untuk ngelawar, atau membeli dekat tempat kegiatan agar tidak nanti jadi Disbud juga yang dikira menyediakan nasi itu,” ungkapnya. 

Menurutnya, insiden keracunan diluar dugaan. Sebab, rekanan yang menyediakan makanan sudah sering menjadi langganan setiap kegiatan mereka dan sama dengan proses di tiga kecamatan lainnya. 

Tiga kecamatan yang lain, kata dia, mengonsumsi makanan yang sama, yaitu nasi bungkus dengan isian nasi putih, ayam sisit, mie, dan sambel.

Peserta baru makan setelah latihan persiapan pembukaan UDG. “Kebetulan hanya dikecamatan Denpasar Timur yang kena,

yang lainnya tidak ada kenapa-kenapa. Biasanya nasinya kuat itu. Entah tercemar apa nasinya kita tidak tau,” jelasnya. 

Dikonfirmasi terpisah Kepala Sub Bagian Hukum dan Hubungan Masyarakat RS Wangaya AA Ngurah Suastika mengatakan, untuk 6 pasien yang terindikasi keracunan nasi bungkus keadaannya saat ini sudah semakin membaik.

Namun, kendati sudah membaik pihaknya mengatakan keenamnya masih dilakukan observasi oleh dokter. 

“Sudah semakin membaik, tapi masih opname, tunggu pemeriksaan kembali oleh dokter. Semoga segera bisa diperbolehkan pulang,” ungkapnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/