RadarBali.com – Kepala BMKG Wilayah III Denpasar, M. Taufik Gunawan, menjelaskan Pulau Bali mulai masuk musim penghujan pada awal November.
Sepuluh hari pertama musim hujan di Bali dimulai di wilayah Bali bagian tengah, meliputi Tabanan, Bedugul dan Bangli.
Setelah itu musim hujan merambat ke ke tempat lainnya, yakni wilayah Bali Utara, Bali Timur, Bali Barat dan terakhir Nusa Penida.
“Seluruh wilayah Bali masuk musim penghujan pada Desember,” papar Taufik Gunawan kepada Jawa Pos Radar Bali.
Ditanya hujan yang terjadi saat ini, Taufik menyebut tidak bisa diartikan musim pengujan datang.
Dijelaskan, definisi musim hujan yakni jika sepuluh hari turun hujan dengan curah hujan 50 milimater/hari.
Curah hujan 50 milimater/hari tersebut juga harus terjadi minimal tiga hari bertuturt-turut. “Musim penghujan tidak harus setiap hari hujan. Musim kemarau tidak bukan berarti tidak boleh ada hujan,” imbuhnya.
Turunnya hujan, sambung Taufik, terjadi karena dinamika atmosfir serta faktor lokal. Misal tingkat kelembaban dan tingkat penguapan yang tinggi.
Tingkat penguapan yang tinggi ditandai masih menghangatnya suhu di atas 28 derajat celcius. “Faktor berikunya adalah topografi. Daerah yang lembab seperti pegunungan bisa mengalami hujan,” beber pria asal Bandung, Jawa Barat, itu.
Terkait potensi hujan bisa mempercepat erupsi Gunung Agung, Taufik menyebut hal itu adalah bagian dampak turunnya hujan. Bukan penyebab erupsi. Dampak lain yaitu banjir lahar dingin setelah ada erupsi turun hujan lebat