33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 14:05 PM WIB

FAKTA BARU! Gigitan Rabies di Karangasem Didominasi Anjing Rumahan

AMLAPURA – Ada fakta baru untuk kasus gigitan positif rabies di Karangasem. Ternyata dari hasil pemeriksaan, gigitan yang kebanyakan positif rabies adalah gigitan anjing rumahan bukan anjing liar.

Ini juga menandakan kalau warga masyarakat belum paham akan keberadaan rabies. Sehingga mereka kurang peduli dengan membiarkan anjing peliharaanya tanpa vaksin.

Untuk itu masyarakat diharapkan memvaksin anjing dan kucing peliharaan mereka secara rutin minimal setahun sekali.

Karena kalau tidak akan sangat berbahaya. Bukan hanya bagi orang lain, namun juga bagi anggota keluarga sendiri. Karena bisa saja mereka menggigit tuannya sendiri.

Karena itu sangat penting memberikan vaksin bagi hewan peliharaan sendiri. Selama ini ada anggapan kalau anjing liar lah yang banyak terjangkit rabies.

Namun, belakangan ini anjing liar sudah dilakukan vaksin oleh tim sehingga anjing tersebut sudah relative aman.

Biasanya yang terjadi banyak warga meminta anak anjing dan kucing, namun lupa memberi vaksin. Sehingga jika menggigit anjing tersebut menyebarkan rabies.

Karena itu di Karagasem banyak gigitan yang terkena rabies dari anjing peliharaan. Di antaranya anjing yang masih berusia dua bulan.

“Yang kena rabies kebanyakan anjing rumahan atau peliharaan,” ujar Kasi Keswan UPTD Puskesmas Karangasem I Nengah Kepeng.

Yang paling rawan adalah anak anjing yang berusia sekitar dua tahun. “Ya kesadaran masyarakat masih rendah,” bebernya.

Dirinya berharap masyarakat untuk peduli hal ini demi keselamatan bersama. Karena rabies sendiri kalau menyerang manusia akan sangat berbahaya lantaran sejauh ini belum ada obatnya.

“Begitu mengadopsi anak anjing agar di vaksin,” imbaunya. Menurutnya, anak anjing menjadi rawan karena biasanya dijadikan mainan anak anak. Kalau tidak di vaksin kemudian menggigit anak-anak akan sangat berbahaya.

Selain itu ada juga warga yang memelihara hewan peliharaanya sekedarnya saja. Tidak diperhatikan. Saat kecil kadang diperhatikan, begitu besar dibiarkan liar.

Terlebih lagi ketika beranjak dewasa sulit mengendalikan sehingga tidak terawat dengan baik. Vaksin juga tidak diberikan secara teratur.

Kepeng mengatakan jika baru meminta anak anak anjing dan kucing jangan langsung diberikan berinteraksi dengan anak anak. 

Sementara jika sudah berusia satu bulan, anak anjing dan kucing tersebut divaksin. Setelah vaksin pertama tiga bulan setelah itu kembali divaksin.

Setelah dua kali vaksin barulah dilakukan vaksin secara rutin setiap tahun sekali. Vaksin diberikan secara gratis olah puskesmas hewan, bahkan vaksin gratis juga sampai ke tempat praktek dokter hewan.

AMLAPURA – Ada fakta baru untuk kasus gigitan positif rabies di Karangasem. Ternyata dari hasil pemeriksaan, gigitan yang kebanyakan positif rabies adalah gigitan anjing rumahan bukan anjing liar.

Ini juga menandakan kalau warga masyarakat belum paham akan keberadaan rabies. Sehingga mereka kurang peduli dengan membiarkan anjing peliharaanya tanpa vaksin.

Untuk itu masyarakat diharapkan memvaksin anjing dan kucing peliharaan mereka secara rutin minimal setahun sekali.

Karena kalau tidak akan sangat berbahaya. Bukan hanya bagi orang lain, namun juga bagi anggota keluarga sendiri. Karena bisa saja mereka menggigit tuannya sendiri.

Karena itu sangat penting memberikan vaksin bagi hewan peliharaan sendiri. Selama ini ada anggapan kalau anjing liar lah yang banyak terjangkit rabies.

Namun, belakangan ini anjing liar sudah dilakukan vaksin oleh tim sehingga anjing tersebut sudah relative aman.

Biasanya yang terjadi banyak warga meminta anak anjing dan kucing, namun lupa memberi vaksin. Sehingga jika menggigit anjing tersebut menyebarkan rabies.

Karena itu di Karagasem banyak gigitan yang terkena rabies dari anjing peliharaan. Di antaranya anjing yang masih berusia dua bulan.

“Yang kena rabies kebanyakan anjing rumahan atau peliharaan,” ujar Kasi Keswan UPTD Puskesmas Karangasem I Nengah Kepeng.

Yang paling rawan adalah anak anjing yang berusia sekitar dua tahun. “Ya kesadaran masyarakat masih rendah,” bebernya.

Dirinya berharap masyarakat untuk peduli hal ini demi keselamatan bersama. Karena rabies sendiri kalau menyerang manusia akan sangat berbahaya lantaran sejauh ini belum ada obatnya.

“Begitu mengadopsi anak anjing agar di vaksin,” imbaunya. Menurutnya, anak anjing menjadi rawan karena biasanya dijadikan mainan anak anak. Kalau tidak di vaksin kemudian menggigit anak-anak akan sangat berbahaya.

Selain itu ada juga warga yang memelihara hewan peliharaanya sekedarnya saja. Tidak diperhatikan. Saat kecil kadang diperhatikan, begitu besar dibiarkan liar.

Terlebih lagi ketika beranjak dewasa sulit mengendalikan sehingga tidak terawat dengan baik. Vaksin juga tidak diberikan secara teratur.

Kepeng mengatakan jika baru meminta anak anak anjing dan kucing jangan langsung diberikan berinteraksi dengan anak anak. 

Sementara jika sudah berusia satu bulan, anak anjing dan kucing tersebut divaksin. Setelah vaksin pertama tiga bulan setelah itu kembali divaksin.

Setelah dua kali vaksin barulah dilakukan vaksin secara rutin setiap tahun sekali. Vaksin diberikan secara gratis olah puskesmas hewan, bahkan vaksin gratis juga sampai ke tempat praktek dokter hewan.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/