Takdir hidup dan mati manusia adalah rahasia Tuhan.
Seperti juga takdir I Nyoman Degdeg yang harus tewas terkena tebasan pedang saat pesta minuman keras di Jalan Mekar II Blok A VII, Pemogan, Denpasar Selatan.
Pria asal Munti Gunung, Karangasem yang sehari-harinya bekerja sebagai tukang ojek ini harus meregang nyawa setelah sebelumnya sempat mengalami kritis akibat luka terbuka akibat terkena sabetan pedang di kepala, lengan dan telapaknya.
Lalu siapa sebenarnya Degdeg?
ANDRE SULLA, Denpasar
SEHARI pascainsiden berdarah, TKP penebasan di Jalan Mekar II Blok A VII Pemogan, Denpasar Selatan langsung dipasang garis polisi (police line).
Bahkan usai insiden berdarah yang menyebakan tiga orang luka dengan satu korban tewas, lokasi di sekitar TKP juga tampak sepi.
Pantauan Jawa Pos Radar Bali, Sabtu (30/11), hanya terlihat beberapa polisi berpakaian preman berjaga di sekitar lokasi.
Pun kondisi rumah semi permanen yang menjadi TKP juga tampak sepi.
Tidak ada penghuni rumah kontrakan yang keluar.
Hingga akhirnya, Jawa Pos Radar Bali bertemu dengan salah seorang warga di sekitar lokasi.
I Kadek Ari. Warga yang mengaku tinggal di sekitar TKP ini mengatakan jika dirinya sempat mendatangi lokasi sesaat setelah peristiwa berdarah
Menurutnya, usai kejadian, warga sontak ramai mendatangi TKP.
Bahkan, iapun juga mengaku ikut mendekat ke TKP dan ternyata telah terjadi aksi saling baku hantam.
“Saya ke TKP Polisi sudah ada. Dan Bli Man Degdeg ( korban tewas I Nyoman Degdeg) sudah sekarat dan di bawa ke RS.,” jelasnya.
Sepengetahuan Ari, korban Degdeg diketahui pria yang baik dan ramah.
Selain itu, mendiang juga diakui gemar berkumpul dengan warga sekitar terutama pemuda Munti Gunung Bersatu yang berbasis di Wilayah Pemogan.
“Bli Man Degdeg punya banyak teman. Dia bekerja sebagai tukang ojek di Legian. Info yang beredar dia sudah meninggal di RS dini hari tadi. Kasihan dia, anak-anaknya masih kecil,”imbuhnya.
Mendiang Degdeg meninggalkan tiga anak, yakni dua perempuan satu laki-laki.
“Yang paling besar SMP, satunya SD dan satu lagi baru berusia dua tahun,” kata Kadek Ari.
Sebelum tewas, mendiang Degdeg tinggal bersama istri dan 3 orang anaknya sejak sekitar 2 tahun lalu.
“Dia kontrak tanah lalu bangun rumah”tukasnya.