32.7 C
Jakarta
22 November 2024, 16:05 PM WIB

Nelayan Hilang Juga Belum Ditemukan, Selat Bali Jadi Selat Misterius

NEGARA – Pencarian nelayan yang hilang, Hasan Sidik, 50, asal Dusun Melaya Pantai, Desa Melaya, Kecamatan Melaya, hingga hari ketujuh Minggu (1/12) kemarin masih dilakukan.

Namun, pencarian korban belum membuahkan hasil. Karena itu, proses pencarian yang melibatkan unsur tim gabungan dihentikan.

Hilangnya nelayan tersebut, merupakan korban ketiga yang belum ditemukan dalam tiga bulan terakhir yang hilang di Selat Bali.

Pencarian terhadap nelayan yang hilang saat memancing tersebut sudah menyisir perairan Selat Bali, bahkan hingga ke wilayah perairan Banyuwangi, Jawa Timur.

Namun petugas gabungan dari Pos Sar Jembrana, Satpol Air Polres Jembrana, BPBD Jembrana dan nelayan masih belum menemukan korban.

“Pencarian belum ada hasil. Nihil,” ujar Koordinator pos pertolongan dan pencarian Jembrana Komang Sudiarsa.

Proses pencarian orang hilang, sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) hanya dilakukan selama tujuh hari.

Sekarang seluruh unsur yang terlibat pencarian di laut dihentikan, namun pemantauan terus dilakukan. Nelayan juga diminta untuk melaporkan jika ada menemukan korban di laut.

Operasi pencarian akan dilanjutkan lagi jika ada informasi baik dari nelayan atau warga di pesisir mengenai korban. “Kami tetap akan melakukan pemantauan dan evakuasi jika korban ditemukan,” terangnya.

Menurutnya, hilangnya orang di Selat Bali ini merupakan ketiga kalinya yang belum ditemukan. Selain Hasan Sidik, nelayan asal Banjar Melaya Pantai, Desa Melaya, Kecamatan Melaya, dilaporkan hilang, Senin (25/11).

Korban dilaporkan hilang setelah nelayan lain hanya menemukan jukung berada di tengah perairan pantai Melaya, sekitar 2 mil dari bibir pantai, Banjar Melaya Pantai, Melaya sekitar pukul 15.00 wita.

Nelayan mengetahui jukung tersebut milik Hasan Sidik, warga Melaya Pantai. Sebelumnya, sekitar pukul 07.00 wita nelayan lain sempat melihat Hasan.

Sebelumnya, Mulyadi, nelayan asal Banjar Pebuahan, Desa Banyubiru dilaporkan hilang saat memancing di laut, tepatnya perairan selatan Dusun Ketapang Lampu, Desa Pengambengan, Minggu 22 September.

Hilangnya Mulyadi pertama diketahui Hakim, nelayan yang mencari ikan di sekitar korban hilang. Sedangkan sampan yang masih menyala di tengah laut, tapi tidak ada orangnya.

Pada Senin 4 September, Dominggus Tongorongo, 22, penumpang kapal KMP Gilimanuk 1 yang hilang saat penyeberangan dari Pelabuhan Ketapang tujuan Pelabuhan Gilimanuk.

Pria asal Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), tersebut diduga hilang karena tercebur ke laut.  Penumpang KMP Gilimanuk I tersebut dilaporkan hilang sekitar pukul 20.15 wita.

Korban berangkat dari Surabaya dengan menumpang bus tujuan Denpasar bersama saudara sepupunya Daniel Denge Rode, 23.

Saat dalam penyeberangan Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk, korban yang sebelumnya ada di kursi dalam kapal keluar karena mengeluh pusing. 

 

 

NEGARA – Pencarian nelayan yang hilang, Hasan Sidik, 50, asal Dusun Melaya Pantai, Desa Melaya, Kecamatan Melaya, hingga hari ketujuh Minggu (1/12) kemarin masih dilakukan.

Namun, pencarian korban belum membuahkan hasil. Karena itu, proses pencarian yang melibatkan unsur tim gabungan dihentikan.

Hilangnya nelayan tersebut, merupakan korban ketiga yang belum ditemukan dalam tiga bulan terakhir yang hilang di Selat Bali.

Pencarian terhadap nelayan yang hilang saat memancing tersebut sudah menyisir perairan Selat Bali, bahkan hingga ke wilayah perairan Banyuwangi, Jawa Timur.

Namun petugas gabungan dari Pos Sar Jembrana, Satpol Air Polres Jembrana, BPBD Jembrana dan nelayan masih belum menemukan korban.

“Pencarian belum ada hasil. Nihil,” ujar Koordinator pos pertolongan dan pencarian Jembrana Komang Sudiarsa.

Proses pencarian orang hilang, sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) hanya dilakukan selama tujuh hari.

Sekarang seluruh unsur yang terlibat pencarian di laut dihentikan, namun pemantauan terus dilakukan. Nelayan juga diminta untuk melaporkan jika ada menemukan korban di laut.

Operasi pencarian akan dilanjutkan lagi jika ada informasi baik dari nelayan atau warga di pesisir mengenai korban. “Kami tetap akan melakukan pemantauan dan evakuasi jika korban ditemukan,” terangnya.

Menurutnya, hilangnya orang di Selat Bali ini merupakan ketiga kalinya yang belum ditemukan. Selain Hasan Sidik, nelayan asal Banjar Melaya Pantai, Desa Melaya, Kecamatan Melaya, dilaporkan hilang, Senin (25/11).

Korban dilaporkan hilang setelah nelayan lain hanya menemukan jukung berada di tengah perairan pantai Melaya, sekitar 2 mil dari bibir pantai, Banjar Melaya Pantai, Melaya sekitar pukul 15.00 wita.

Nelayan mengetahui jukung tersebut milik Hasan Sidik, warga Melaya Pantai. Sebelumnya, sekitar pukul 07.00 wita nelayan lain sempat melihat Hasan.

Sebelumnya, Mulyadi, nelayan asal Banjar Pebuahan, Desa Banyubiru dilaporkan hilang saat memancing di laut, tepatnya perairan selatan Dusun Ketapang Lampu, Desa Pengambengan, Minggu 22 September.

Hilangnya Mulyadi pertama diketahui Hakim, nelayan yang mencari ikan di sekitar korban hilang. Sedangkan sampan yang masih menyala di tengah laut, tapi tidak ada orangnya.

Pada Senin 4 September, Dominggus Tongorongo, 22, penumpang kapal KMP Gilimanuk 1 yang hilang saat penyeberangan dari Pelabuhan Ketapang tujuan Pelabuhan Gilimanuk.

Pria asal Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), tersebut diduga hilang karena tercebur ke laut.  Penumpang KMP Gilimanuk I tersebut dilaporkan hilang sekitar pukul 20.15 wita.

Korban berangkat dari Surabaya dengan menumpang bus tujuan Denpasar bersama saudara sepupunya Daniel Denge Rode, 23.

Saat dalam penyeberangan Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk, korban yang sebelumnya ada di kursi dalam kapal keluar karena mengeluh pusing. 

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/