32.8 C
Jakarta
21 November 2024, 14:53 PM WIB

Minim Saksi, Polisi Kesulitan Bongkar Kasus Penemuan Bayi di Sanur

DENPASAR – Polisi hingga kini masih melakukan penyelidikan terkait penemuan jasad bayi di pantai Sanur, Denpasar Selatan, Rabu (4/12) lalu.

Hingga kini, penyidik Polsek Denpasar Selatan masih kesulitan mengungkap siapa orang tua yang tega membuang bayi tersebut.

Menurut Kapolsek Denpasar Selatan Kompol I Nyoman Wirajaya mengatakan, pihaknya masih kesulitan mengungkap karena minimnya saksi.

“Saksinya minim sekali. Hanya ada kesaksian dari petugas DKP yang menemukan pertamakali,” terang Kompol Wirajaya.

Selain mencari keterangan saksi di lokasi kejadian, polisi juga mencari informasi di beberapa klinik dan rumah sakit untuk mengetahui apakah ada orang yang dirawat usai melahirkan.

“Kami masih cari keterangan dari beberapa klinik dan rumah sakit, siapa tahu ada ibu yang baru melahirkan dan dicurigai sebagai pelaku,” tambah Kompol Wirajaya.

Kompol Wirajaya juga menduga jika jasad bayi tersebut hanyut dari tempat lain. “Saya khawatirnya itu hanyut dari tempat lain karena di lokasi itu bersih,” tandasnya.

Sebelumnya diberitakan jasad bayi berjenis kelamin laki-laki sempat menggegerkan warga Sanur, Denpasar Selatan, Rabu (4/12) pagi.

Bayi yang diperkirakan berusia 7 bulan itu ditemukan di pantai depan Museum Le Meyeur, dan ditutupi oleh rumput laut.

Bayi malang itu ditemukan tanpa kain pembungkus oleh dua orang petugas kebersihan. Tali pusarnya juga masih dalam kondisi menempel pada perutnya.

Posisi orok dalam kondisi terendam air laut. Dua orang saksi yang menemukan orok malang tersebut masing-masing bernama I Made Yuliani, dan I Gusti Made Astri. Keduanya merupakan petugas DKP Kota Denpasar.

Dua petugas kebersihan itu kemudian memberitahu warga yang kemudian dilaporkan ke polisi.

Sementara itu, Kapolresta Denpasar Kombes Ruddi Setiawan mengatakan orok malang itu sudah dievakuasi ke RSUP Sanglah, Denpasar untuk diotopsi.

DENPASAR – Polisi hingga kini masih melakukan penyelidikan terkait penemuan jasad bayi di pantai Sanur, Denpasar Selatan, Rabu (4/12) lalu.

Hingga kini, penyidik Polsek Denpasar Selatan masih kesulitan mengungkap siapa orang tua yang tega membuang bayi tersebut.

Menurut Kapolsek Denpasar Selatan Kompol I Nyoman Wirajaya mengatakan, pihaknya masih kesulitan mengungkap karena minimnya saksi.

“Saksinya minim sekali. Hanya ada kesaksian dari petugas DKP yang menemukan pertamakali,” terang Kompol Wirajaya.

Selain mencari keterangan saksi di lokasi kejadian, polisi juga mencari informasi di beberapa klinik dan rumah sakit untuk mengetahui apakah ada orang yang dirawat usai melahirkan.

“Kami masih cari keterangan dari beberapa klinik dan rumah sakit, siapa tahu ada ibu yang baru melahirkan dan dicurigai sebagai pelaku,” tambah Kompol Wirajaya.

Kompol Wirajaya juga menduga jika jasad bayi tersebut hanyut dari tempat lain. “Saya khawatirnya itu hanyut dari tempat lain karena di lokasi itu bersih,” tandasnya.

Sebelumnya diberitakan jasad bayi berjenis kelamin laki-laki sempat menggegerkan warga Sanur, Denpasar Selatan, Rabu (4/12) pagi.

Bayi yang diperkirakan berusia 7 bulan itu ditemukan di pantai depan Museum Le Meyeur, dan ditutupi oleh rumput laut.

Bayi malang itu ditemukan tanpa kain pembungkus oleh dua orang petugas kebersihan. Tali pusarnya juga masih dalam kondisi menempel pada perutnya.

Posisi orok dalam kondisi terendam air laut. Dua orang saksi yang menemukan orok malang tersebut masing-masing bernama I Made Yuliani, dan I Gusti Made Astri. Keduanya merupakan petugas DKP Kota Denpasar.

Dua petugas kebersihan itu kemudian memberitahu warga yang kemudian dilaporkan ke polisi.

Sementara itu, Kapolresta Denpasar Kombes Ruddi Setiawan mengatakan orok malang itu sudah dievakuasi ke RSUP Sanglah, Denpasar untuk diotopsi.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/