DENPASAR – Bank kebanggan masyarakat Pulau Dewata, BPD Bali tampil prima sepanjang tahun 2019.
Bank BPD Bali mampu mencapai kinerja yang baik dari sisi total aset, penyaluran kredit, dan penghimpunan dana pihak ketiga.
Tercatat 12 prestasi tingkat nasional diraih. Salah satunya diterima dari Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Perbendaharaan DJPb Provinsi Bali pada Senin (16/12) lalu sebagai Penyalur KUR Terbaik III 2019.
Laba bersih sebesar Rp 562 miliar hingga akhir November 2019 juga mempertegas raihan positif tersebut.
Kepada Jawa Pos Radar Bali, Dirut Bank BPD Bali I Nyoman Sudharma merinci total dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun oleh Bank BPD Bali mencapai Rp 22.144 miliar atau meningkat 9,64 persen dari tahun sebelumnya.
Dari total DPK Bank BPD Bali, porsi giro mencapai Rp 3.897 miliar, tabungan mencapai Rp 9.890 miliar, dan untuk deposito sebesar Rp 8.357 miliar.
Hingga pada posisi November 2019, pencapaian target DPK Bank BPD Bali sebesar 112,42 persen.
Bank BPD Bali, imbuh Sudharma dapat menyalurkan kredit sebesar Rp 18.458 miliar atau meningkat 11,70 persen dari tahun sebelumnya.
Dilihat dari komposisi kredit, perbandingan kredit produktif dengan kredit konsumtif adalah sebesar 43,61 persen dibandingkan 56,39 persen.
Kredit produktif tersebut meliputi kredit investasi sebesar Rp 5.302 miliar atau 28,72 persen dari total kredit, serta kredit modal kerja sebesar Rp 2.747 miliar atau 14.88 persen dari total kredit.
Sedangkan penyaluran kredit kepada UMKM, Bank BPD Bali sampai dengan bulan November 2019 menyalurkan kredit sebesar Rp 7.046 miliar atau 38.17 persen dari total kredit.
“Khusus KUR (kredit usaha rakyat, red), pencapaian sampai dengan November 2019 sebesar Rp 916 miliar dengan komposisi KUR Mikro sebesar Rp 37 miliar dan KUR Kecil sebesar Rp 879 miliar.
Dengan pencapaian sebesar itu, Bank BPD Bali mendapat penghargaan sebagai Bank Penyalur KUR Terbaik III 2019 yang diberikan oleh Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Perbendaharaan DJPb Provinsi Bali,” ucapnya.
Sementara itu, untuk total aset Bank BPD Bali pada November 2019 tembus hingga Rp 26.666 miliar atau meningkat 8,73 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 24.524 miliar.
Sedangkan dilihat dari rasio-rasio keuangan, CAR Bank BPD Bali tercatat 21,86 persen, LDR sebesar 83,34 persen, BOPO sebesar 69,36 persen, ROA sebesar 3,21 persen, ROE tercatat 19,66 persen.
“Terima kasih atas kepercayaan nasabah dan pemegang saham, sehingga pencapaian kinerja keuangan Bank BPD Bali tahun 2019 jauh lebih baik dalam beberapa tahun terakhir,” tegasnya.
Diakui Sudharma, kontribusi pemerintah daerah dan BI, serta OJK dalam memberikan kesempatan kepada Bank BPD Bali untuk pembangunan di daerah Bali
melalui layanan elektronifikasi yang dikerjasamakan dengan pemerintah daerah salah satunya adalah layanan e-retribusi pasar turut berjasa mendongkrak performa BPD Bali.
Dalam meningkatkan peran untuk layanan pembayaran Bank BPD Bali telah diberikan persetujuan oleh Bank Indonesia sebagai salah satu penyelenggara layanan Quick Response (QR)
Code Indonesian Standard (QRIS) melalui layanan tersebut kedepan sinergi dengan lembaga keuangan UMKM dan peningkatan sektor produktif menjadi tujuan rencana bisnis Bank BPD Bali kedepan.
Ditambahkan Sudharma, dari sisi jaringan kantor, Bank BPD Bali berupaya untuk semakin dekat dengan nasabahnya dan meningkatkan kenyamanan area layanannya.
Per November 2019, Bank telah memiliki 14 Kantor Cabang, 38 Kantor Cabang Pembantu, 52 Kantor Kas, 47 Kegiatan Pelayanan Kas, 197 ATM, 5 CDM, 122 EDC dan 7 unit Mobil Kas Keliling.
Selain itu, Bank BPD Bali telah meluncurkan produk terbaru yang meliputi Kartu Debet Bank BPD Bali.
Di samping itu, Bank BPD Bali telah mengembangkan sinergi layanan E-Link LPD dan BPR, fitur cross border, dan digitalisasi Penerimaan Pembayaran Pensiun (Taspen Smart Card).