Jonatan Febriyanto, 35, satu dari dua pekerja pemasang pipa untuk proyek Bali Safari and Marine Park, akhirnya selamat.
Ia selamat dari ganasnya ombak besar dan gelombang tinggi Pantai Cucukan, Blahbatuh, Gianyar saat memasang pipa di tengah laut pada Minggu (5/1) pukul 22.35.
Sayang, meski dirinya selamat, namun satu temannya, yakni Aproyosi, hingga Senin sore (6/1) belum juga diketahui nasibnya.
IB INDRA PRASETYA, Gianyar
Usai dievakuasi dan dilarikan ke RS Kasih Ibu Saba, kondisi Jonatan masih tergolek lemas.
Bahkan sejumlah selang oksigen dan selang infuse masih dipasang di tubuh pria yang kesehariannya sebagai anak buah kapal di Pelabuhan Benoa ini.
Cristian, teman korban saat ditemui Jawa Pos Radar Bali, mengatakan, Jonatan selamat setelah ia berpegangan drum.
“Dia tertolong karena pegangan di drum kosong bekas BBM. Mereka bawa dua drum BBM. Satunya sudah kosong itu yang dipegangi sama Jonatan,” jelasnya.
Jonatan yang juga pemilik sampan itu langsung dilarikan ke rumah sakit.
Sedangkan beberapa serpihan sampan terbalik akibat digulung ombak Pantai Cucukan dan menabrak karang sebagian sudah diamankan petugas.
Crisntian menambahkan, terkait korban Aproyosi yang hingga kini belum ditemukan itu terakhir mengenakan kaos singlet dengan celana pendek hitam.
“Badannya langsing. Mudah-mudahan cepat ketemu,” harapnya.
Pada Senin pagi, sampan itu ditarik oleh pekerja dan petugas Balawista bersama kepolisian.
Sedangkan, puing-puing kayu sampan yang berserakan, diamankan oleh petugas Bali Safari.
Sementara itu, korban Jonatan yang terbaring di rumah sakit menyatakan sampan yang dibelinya itu layak dan stabil.
“Ombak besar selama perjalanan, tidak ada masuk air. Dia stabil, bagus,” ujarnya.
Nahas terjadi ketika mereka hendak menepi ke pantai Cucukan. “Mungkin di jarak 200 meter, kami diterjang ombak. Karena ada karang. Pecah di karang, ombak naik,” ujarnya.
Jonatan pun mengaku tidak tahu menahu dengan rekannya yang hilang. “Dia memperkenalkan diri namanya Apro,” jelasnya.
Apro ini adalah Anak Buah Kapal (ABK). Sehari-hari Apro yang merupakan buruh lepas tidur di Pelabuhan Benoa.
Kabag Ops Polres Gianyar, Kompol Dewa Mahaputra masih menugaskan anggotanya untuk menyisir sepanjang pantai. “Kami masih melakukan pencarian,” ujarnya. Dugaan sementara, sampan terhempas lantaran menabrak batu karang.
Di bagian lain, Humas Bali Safari and Marine Park, Agung Alit, tidak tahu menahu soal musibah yang menimpa pekerja tersebut. Itu karena proyek Marine digarap oleh vendor.
“Satu perusahaan, beda management. Satu owner, beda management. Manager, anak buah itu terpisah dari kami. Sama kayak di Batang. Di sana spesial ikan. Mereka masih Safari, tapi managemen beda,” ujar Agung.
Mengenai pengerjaan pipa dari laut ke daratan, setahu dia, sudah ada izin lengkap.
“Untuk memasang pipa tidak ada masalah. Sudah ada perizinan, pemasangan sampai ke laut, dari Amdal sudah. Tidak ada kendala sebetulnya. Sebetulnya pengerjaan di dalam, vendo,” tukasnya.