29.1 C
Jakarta
23 November 2024, 11:15 AM WIB

Warning, Di Jembrana Sebulan Bertambah 10 Kasus Baru HIV/AIDS

NEGARA – Kasus HIV/AIDS di Jembrana setiap bulan bertambah 9 – 10 kasus baru. Namun, diprediksi ada sekitar 5-10 kasus yang belum terdeteksi.

Sebagian besar penderitanya usia produktif. Karena itu, perlu dilakukan pencegahan dengan membentuk tim penanggulangan di setiap desa.

Berdasar data Dinas Kesehatan Jembrana, sampai akhir tahun 2019 tercatat penderita HIV/AIDS di Bali sebanyak 22.034.

Sedangkan jumlah penderita di Jembrana dari tahun 2006-2020 penderita HIV/AIDS sebanyak 1.075 orang. Tahun 2019, Jembrana ada tambahan 95 kasus, artinya setiap bulan, tambahna kasus 9-10 kasus baru. 

“Sedangkan tahun 2020 yakni pada bulan Januari sampai saat ini terdapat 8 kasus baru dan diprediksi ada sekitar 5-10 kasus

yang belum terdeteksi,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Jembrana IGusti Agung Putu Arisantha.

Karena itu perlu ada upaya pencegahan yang melibatkan seluruh unsur masyarakat. Salah satunya membentuk kader peduli HIV/AIDS setiap desa dan kelurahan

yang memberikan sosialisasi termasuk memberikan penyadaran kepada warga masyarakatnya akan dampak dan bahaya dari penyebaran virus HIV/AIDS.

Dibentuknya kader peduli HIV /AIDS setiap desa dan kelurahan, karena melihat kasus ini ibarat seperti fenomena gunung es.

Pihaknya mempredikai masih ada warga yang belum terdeteksi apalagi mau dengan kesadaran sendiri memeriksakan dirinya ke puskesmas atau rumah sakit.

“Padahal, semua puskesmas dan rumah sakit kita ini telah mampu mengatasinya asalkan mengikuti aturan kesehatan.

Tidak ingin kasus-kasus ini semakin merajalela di masyarakat, maka kita bentuk tim penanggulangan penyakit HIV/AIDS di tingkat desa dan kelurahan,“ ujarnya.

Pembentukan kader peduli HIV/AIDS melibatkan para perbekel, lurah termasuk Bendesa Pekraman. Tokoh-tokoh ini dilibatkan dalam tim Penanggulangan Penyakit HIV/AIDS.

Setiap desa dan kelurahan terdapat tim dengan pendampingan dari puskesmas terdekat. “Setiap saat kita harapkan tim ini mampu memberikan penyadaran sekaligus sosialisasi kepada warganya betapa bahayan virus ini,” terangnya.

Pihaknya mengimbau warga yang merasakan atau terindikasi virus HIV/AIDS agar melakukan pemeriksaan ke puskesmas atau rumah sakit.

Karena dengan kesadaran sendiri petugas akan memberikan pengobatan secara terus menerus sehingga penderita bisa bertahan hidupnya seperti biasa dengan harapan kualitas hidup penderita sama seperti orang yang sehat.

NEGARA – Kasus HIV/AIDS di Jembrana setiap bulan bertambah 9 – 10 kasus baru. Namun, diprediksi ada sekitar 5-10 kasus yang belum terdeteksi.

Sebagian besar penderitanya usia produktif. Karena itu, perlu dilakukan pencegahan dengan membentuk tim penanggulangan di setiap desa.

Berdasar data Dinas Kesehatan Jembrana, sampai akhir tahun 2019 tercatat penderita HIV/AIDS di Bali sebanyak 22.034.

Sedangkan jumlah penderita di Jembrana dari tahun 2006-2020 penderita HIV/AIDS sebanyak 1.075 orang. Tahun 2019, Jembrana ada tambahan 95 kasus, artinya setiap bulan, tambahna kasus 9-10 kasus baru. 

“Sedangkan tahun 2020 yakni pada bulan Januari sampai saat ini terdapat 8 kasus baru dan diprediksi ada sekitar 5-10 kasus

yang belum terdeteksi,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Jembrana IGusti Agung Putu Arisantha.

Karena itu perlu ada upaya pencegahan yang melibatkan seluruh unsur masyarakat. Salah satunya membentuk kader peduli HIV/AIDS setiap desa dan kelurahan

yang memberikan sosialisasi termasuk memberikan penyadaran kepada warga masyarakatnya akan dampak dan bahaya dari penyebaran virus HIV/AIDS.

Dibentuknya kader peduli HIV /AIDS setiap desa dan kelurahan, karena melihat kasus ini ibarat seperti fenomena gunung es.

Pihaknya mempredikai masih ada warga yang belum terdeteksi apalagi mau dengan kesadaran sendiri memeriksakan dirinya ke puskesmas atau rumah sakit.

“Padahal, semua puskesmas dan rumah sakit kita ini telah mampu mengatasinya asalkan mengikuti aturan kesehatan.

Tidak ingin kasus-kasus ini semakin merajalela di masyarakat, maka kita bentuk tim penanggulangan penyakit HIV/AIDS di tingkat desa dan kelurahan,“ ujarnya.

Pembentukan kader peduli HIV/AIDS melibatkan para perbekel, lurah termasuk Bendesa Pekraman. Tokoh-tokoh ini dilibatkan dalam tim Penanggulangan Penyakit HIV/AIDS.

Setiap desa dan kelurahan terdapat tim dengan pendampingan dari puskesmas terdekat. “Setiap saat kita harapkan tim ini mampu memberikan penyadaran sekaligus sosialisasi kepada warganya betapa bahayan virus ini,” terangnya.

Pihaknya mengimbau warga yang merasakan atau terindikasi virus HIV/AIDS agar melakukan pemeriksaan ke puskesmas atau rumah sakit.

Karena dengan kesadaran sendiri petugas akan memberikan pengobatan secara terus menerus sehingga penderita bisa bertahan hidupnya seperti biasa dengan harapan kualitas hidup penderita sama seperti orang yang sehat.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/