GIANYAR – Malam ini menjadi ujian perdana bagi Bali United di Liga 1 saat menghadapi Persita Tangerang di Stadion Kapten Dipta.
Kemenangan tentu saja menjadi target anak asuh Stefano Teco Cugurra. Karena itu kehadiran supporter sangat dinantikan.
Namun, yang perlu dicatat ada kenaikan harga tiket pada musim ini. Ada tiga kategori harga yang diberikan oleh Bali United.
Untuk tribun ekonomi, harga tiket paling murah adalah Rp 50 ribu. Selanjutnya ada harga tiket sebesar Rp 60 ribu dan Rp 75 ribu.
Khusus untuk laga kontra Persita, Bali United memberikan harga tiket reguler sebesar Rp 60 ribu. Untuk VIP untuk satu tiket dihargai sebesar Rp 200 ribu dan VVIP dihargai sebesar Rp 350 ribu.
CEO Bali United Yabes Tanuri memberikan alasan mengapa harga tiket bisa bervariasi dalam setiap pertandingan.
“Kami melihat pertandingan besar pasti lebih mahal karena banyaknya biaya dari kegiatan pelaksaan pertandingan. Jadinya aspek biaya lebih besar,” ujar Yabes.
“Untuk harga Rp 50 ribu, bisa saat pertandingan weekdays dan atau siang hari. Mungkin nanti harga tiket yang paling banyak adalah Rp 60 ribu,” tambahnya.
Kalau untuk harga tiket sebesar Rp 75 ribu, khusus untuk pertandingan big match. Yabes sudah merinci pertandingan apa saja yang bisa dikategorikan sebagai pertandingan big match.
Misalnya saja laga antara Bali United kontra Persebaya, Arema FC atau Bhayangkara. Selain itu ada pertandingan dengan Persija dan Persib Bandung.
“Lalu ada beberapa pertandingan yang menentukan nasib di liga ini. Misalnya saat memperebutkan posisi di klasemen,” tegas bos Yabes lagi.
Untuk harga dalam setiap pertandingan kandang di Stadion Dipta, adik kandung Pieter Tanuri tersebut akan mengumumkannya di akun media sosial resmi milik Bali United.
Tentu ada pro dan kontra. Yabes sudah tahu masalah tersebut dari pendapat berbagai suporter mengenai kenaikan harga tiket musim ini.
Menurutnya, tanggapan suporter kepadanya bermacam-macam. “Ada yang awalnya setuju, jadi tidak setuju lagi karena beranggapan kok harga tiket beda-beda,” tuturnya.
Naiknya harga tiket juga menurutnya untuk merekrut pemain-pemain berkualitas. “Beban gaji kan pasti meningkat setiap musimnya. Kalau ingin harga tiket tetap, pemainnya biasa-biasa saja.
Pada setuju tidak? Kalau setuju saya juga setuju. Tapi, pasti pada protes, kenapa pemainnya biasa-biasa saja. Kok banyak pemain yang hilang. Misalnya Ricky hilang. Hanya ada satu misalnya pemain Timnas di Bali United,” tuturnya.