SEMARAPURA – Sejumlah apotek dan koperasi di Kabupaten Klungkung kehabisan masker. Jika pun masih ada apotek yang memiliki masker, harganya jauh lebih mahal dibandingkan sebelumnya.
Itu lantaran sejak virus corona mewabah di sejumlah negara dan kini sudah sampai menginfeksi sejumlah warga di wilayah Indonesia,
warga Klungkung mengalami kepanikan dan berburu masker sebagai upaya melindungi diri dari terinfeksi virus corona.
Akibat banyaknya warga yang mengeluhkan mahal dan terbatasnya jumlah masker rombongan Komisi III DPRD Klungkung
yang dipimpin Ketua DPRD Klungkung AA Gde Anom pun melakukan pemantauan ke apotek dan koperasi di sekitar RSUD Klungkung kemarin.
Benar saja, masker di tempat itu telah habis sejak beberapa hari yang lalu. Itu lantaran banyak warga yang berbondong-bondong membeli masker diduga lantaran khawatir terinfeksi virus corona.
Salah seorang pegawai Apotek Klungkung Farma, Jalan Flamboyan, Klungkung, Wayan Yasa menuturkan masker di Apotek Klungkung Farma kosong sejak tiga minggu yang lalu.
Pihaknya telah memesan masker kepada distributor sejak jauh-jauh hari, namun sampai saat ini masker yang dipesan tidak kunjung datang.
“Tidak jelas kenapa maskernya tidak juga datang. Kemungkinan karena virus corona ini,” ujarnya.
Sebab sejak virus corona mewabah di sejumlah negara dan kini juga menginfeksi warga di wilayah Indonesia, cukup banyak warga yang datang ke apotek tempat dia bekerja untuk membeli masker.
Jika sebelum mewabahnya virus corona hanya sekitar lima orang saja per hari yang membeli masker, sejak virus itu mewabah, sekitar lebih dari 25 orang datang untuk membeli masker.
“Karena masker tidak ada dan banyak yang cari ke sini, saya sampai membuat tulisan masker habis agar tidak bertanya lagi,” terangnya.
Selain mengunjungi apotek di sekitar RSUD Klungkung, Komisi III DPRD Klungkung juga mendatangi Koperasi Pegawai Negeri (KPN) Rejeki yang merupakan koperasi di lingkungan RSUD Klungkung.
Meski merupakan tempat bagi keluarga pasien, tenaga medis dan para medis berbelanja sejumlah kebutuhan, termasuk masker.
Pasalnya masker di koperasi itu sudah habis sejak dua hari yang lalu. “Karena banyak pengunjung pasien pada utamanya yang datang untuk membeli masker,” kata pengelola KPN Rejeki, A.A. Gede Alit Ardana.
Lantaran tingginya permintaan masker, pihaknya telah melakukan pemesan masker sejak seminggu yang lalu.
Namun masker yang dipesan tidak kunjung datang. Padahal sebelum virus korona mewabah, masker datang setelah tiga hari pemesanan.
“Tidak dijelaskan kenapa pengiriman pemesanannya terlambat. Tapi, bisa diperkirakan karena tingginya permintaan berkaitan virus corona ini,” jelasnya.
Staf KPN Rejeki, Kadek Widiarta menambahkan masker di koperasi itu mengalami peningkatan harga jual sejak tiga minggu yang lalu.
Jika biasanya masker dijual kisaran Rp 1 ribu per buah. Kini harganya berkisar Rp 6 ribu per buah. “Ini karena harga beli maskernya yang juga meningkat.
Biasanya kami beli masker per kotaknya itu Rp 20 ribu dengan jumlah isi per kotaknya 50 buah. Sekarang harganya bisa Rp 200 ribu per kotak,” ungkapnya.
Tidak hanya koperasi dan apotek di sekitar RSUD Klungkung yang mulai kesulitan memesan masker, RSUD Klungkung pun mengalami hal serupa.
Jika biasanya pesanan masker RSUD Klungkung tiba tiga hari setelah pemesanan, namun untuk kali ini pesanan masker RSUD Klungkung belum juga datang meski telah melakukan pemesanan lebih dari seminggu lamanya.
“Stok masker RSUD Klungkung saat ini sekitar 8 dus dengan jumlah per dusnya, yakni 20 boks. Itu cukup untuk
satu bulan dan diperuntukkan untuk petugas medis,” terang Kasubag Humas RSUD Klungkung, I Gusti Putu Widiyasa.
Melihat hal tersebut, Ketua DPRD Klungkung, Anak Agung Gde Anom mengimbau warga Klungkung agar tidak panik dan memborong masker seperti saat ini.
Meski begitu, pihaknya meminta warga untuk tetap waspada dengan menjaga kebersihan, kesehatan dan pola makan. “Makan makanan yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh,” tandasnya.