GIANYAR – Di tengah kepanikan penyebaran virus corona, stok masker di Kabupaten Gianyar dan Bangli habis.
Polisi dari Satuan Reskrim Polres Gianyar menelusuri dugaan penimbunan masker kemarin.
Kasatreskrim Polres Gianyar AKP Deni Septiawan menyatakan, petugas Unit IV menyebar ke tempat penjualan masker. Mulai minimarket hingga supermarket.
“Petugas melakukan pemeriksaan dalam rangka mengantisipasi dampak virus corona terkait dengan antrean masyarakat di tempat- tempat belanja dan kelangkaan masker,” ujar AKP Deni Septiawan.
Dalam pantauan polisi, tidak ditemukan antrean ataupun kepanikan dari warga terkait isu kelangkaan bahan pokok.
“Yang terjadi adalah kelangkaan masker dari beberapa toko moderen yang dilakukan pengecekan,” jelasnya.
Lanjut Deni, rata-rata stok masker habis. “Itu karena belum ada pendistribusian dari distributor,” terangnya.
Sambil menelusuri kelangkaan masker, polisi juga mengimbau kepada masyarakat maupun pedagang atau apotik, untuk tidak menimbun masker.
“Kami mengimbau kepada pengusaha dan penjual agar tidak melakukan penimbunan serta mengambil keuntungan besar.
Karena melanggar Pasal 107 UU No. 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan,” tegas perwira berpangkat balok tiga di pundak itu.
AKP Deni menambahkan, pada pasal 107 itu terdapat ancaman sanksi pidana penjara maksimal 5 tahun, dan atau pidana denda maksimal Rp 50 miliar.
“Bagi pelaku usaha yang melanggar larangan menyimpan barang kebutuhan pokok atau barang penting dalam jumlah dan waktu tertentu
pada saat terjadi kelangkaan barang, gejolak harga, atau hambatan lalu lintas perdagangan barang,” pungkasnya.
Pemeriksaan stok masker juga dilakukan oleh Polres Bangli. Petugas menyebar ke 13 apotik dan toko di Kabupaten Bangli. Rata-rata stok masker habis sejak 1 bulan terakhir.
“Hasil pengecekan, harga masih normal. Tapi stok sudah habis,” papar Kasubag Humas Polres Bangli, AKP Sulhadi.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar, Ida Ayu Cahyani, mengakui stok masker yang beredar di masyarakat minim.
“Sementara ini, persediaan terbatas. Tapi kalau untuk tindakan medis (di rumah sakit, red) masih tersedia,” ujarnya.
Kata dia, masker di rumah sakit hanya diperuntukkan bagi pasien atau yang sakit saja. “Kami prioritaskan yang batuk. Karena persediaan memang terbatas,” pungkasnya.
