33.3 C
Jakarta
25 November 2024, 14:09 PM WIB

Merasa Nyaman, Sebagian Pekerja Migran Pilih Karantina di Sekolah

SINGARAJA – Sejumlah pekerja migran asal Buleleng Sebagian memilih bertahan di fasilitas karantina yang disediakan satgas gotong royong tingkat desa.

Meski fasilitas yang disediakan terbatas dan menggunakan gedung sekolah, namun mereka masih merasa nyaman.

Seperti yang dialami Putu Sukadiana, 32. Pekerja migran asal Desa Sepang itu lebih memilih diisolasi di SMPN 3 Busungbiu sejak Selasa (14/4) lalu.

Menurutnya, fasilitas itu masih lebih baik ketimbang fasilitas kamar yang disediakan saat ia harus menjalani karantina di kapal pesiar.

“Sekolahnya bersih banyak pohon juga, jadi udaranya lebih segar. Beda waktu di kapal, bosan di ruangan ber-AC. Kebetulan juga dekat dengan rumah. Jadi lebih betah di sini,” ujar Sukadiana saat dihubungi dari Singaraja kemarin.

Meski harus menjalani karantina, ia masih bisa bersua dengan anggota satgas gotong royong yang memantau dirinya tiap hari.

Terkadang Perbekel Sepang I Putu Agung Mahardika juga sering menengok dirinya di lokasi karantina.

“Makan sehari-hari juga masakan rumah. Keluarga yang masak. Apalagi masakan yang dikirim itu masakan yang saya suka dari kecil. Makanya saya merasa lebih baik di sini saja,” katanya lagi.

Apabila telah melewati masa karantina 14 hari, ia pun tak berencana langsung pulang ke rumah. Ia ingin mendapat kepastian bahwa dirinya sehat lewat tes swab.

“Biar ada kepastian. Kalau saya sehat, keluarga di rumah juga aman,” papar Putu Sukadiana.

SINGARAJA – Sejumlah pekerja migran asal Buleleng Sebagian memilih bertahan di fasilitas karantina yang disediakan satgas gotong royong tingkat desa.

Meski fasilitas yang disediakan terbatas dan menggunakan gedung sekolah, namun mereka masih merasa nyaman.

Seperti yang dialami Putu Sukadiana, 32. Pekerja migran asal Desa Sepang itu lebih memilih diisolasi di SMPN 3 Busungbiu sejak Selasa (14/4) lalu.

Menurutnya, fasilitas itu masih lebih baik ketimbang fasilitas kamar yang disediakan saat ia harus menjalani karantina di kapal pesiar.

“Sekolahnya bersih banyak pohon juga, jadi udaranya lebih segar. Beda waktu di kapal, bosan di ruangan ber-AC. Kebetulan juga dekat dengan rumah. Jadi lebih betah di sini,” ujar Sukadiana saat dihubungi dari Singaraja kemarin.

Meski harus menjalani karantina, ia masih bisa bersua dengan anggota satgas gotong royong yang memantau dirinya tiap hari.

Terkadang Perbekel Sepang I Putu Agung Mahardika juga sering menengok dirinya di lokasi karantina.

“Makan sehari-hari juga masakan rumah. Keluarga yang masak. Apalagi masakan yang dikirim itu masakan yang saya suka dari kecil. Makanya saya merasa lebih baik di sini saja,” katanya lagi.

Apabila telah melewati masa karantina 14 hari, ia pun tak berencana langsung pulang ke rumah. Ia ingin mendapat kepastian bahwa dirinya sehat lewat tes swab.

“Biar ada kepastian. Kalau saya sehat, keluarga di rumah juga aman,” papar Putu Sukadiana.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/