BANJAR – Warga di Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, menemukan seonggok batu yang diduga sarkofagus.
Batuan yang diduga berasal dari jaman purba itu ditemukan di lahan perkebunan cengkih milik warga yang terletak di Banjar dinas Insakan, Desa Pedawa. Hingga kini belum ada penelitian lebih lanjut terkait temuan benda tersebut.
Benda itu pertama kali ditemukan pada 10 November 2019 lalu. Namun, penemuan benda itu baru disampaikan pada publik kemarin.
Benda yang diduga sarkofagus itu pertama kali ditemukan oleh Putu Okayasa, 38, warga Banjar Dinas Insakan.
Okayasa bekerja sebagai petani penggarap di lahan milik Ketut Sukayasa. Lokasi penemuan sarkofagus pun sebenarnya hanya sepelemparan batu dari rumah yang ditempati Okayasa.
Penemuan benda itu berawal dari aktifitas rutin yang dilakukan di kebun itu. Saat itu Okayasa bersama beberapa petani penggarap lain, tengah membersihkan kebun cengkih dari gulma.
Okayasa bersama sepupunya, Ketut Sudarma kemudian berinisiatif menggali lubang kompos berukuran 1×2,5 meter.
Saat menggali pada kedalaman 70-80 centimeter, cangkul membentur benda. “Ketemunya tidak sengaja. Pas buat lubang untuk buang sampah itu, cangkulnya kena batu.
Begitu kena batu, saudara saya sudah nggak mau melanjutkan lagi,” tutur Okayasa saat ditemui di rumahnya.
Ia pun berinisiatif melanjutkan penggalian itu. Karena penasaran apa yang ada di balik batu itu, ia sempat memecahkan batu menggunakan pahat.
“Di balik batu itu ternyata kosong tidak ada apa-apa, tulang juga tidak ada. Tadinya saya juga kira ada harta karun di sana,” ujarnya sambil tertawa.
Setelah tuntas menggali, ia kemudian menaikkan benda itu serta meletakkannya di sisi lubang. Ketika itu ia baru menyadari bahwa benda itu menyerupai sarkofagus atau kuburan purba.
Batu-batu yang tadinya ia pecahkan pun dikumpulkan. Pecahan batu pun diletakkan berdekatan dengan lokasi sarkofagus.
Okayasa juga menyebut ada pecahan batu yang menyerupai tutup sarkofagus, yang ditemukan sekitar lima meter sebelah barat lokasi penemuan batu utama.
“Tapi batunya sudah tidak utuh lagi. Hanya pecahan saja. Sudah saya kumpulkan di sini. Maunya saya tempel lagi biar utuh, tapi sudah nggak ketemu susunannya seperti apa,” ceritanya.
Setelah penemuan itu, Kadek Retiasih, 45, yang juga istri dari Putu Okayasa, sempat bermimpi. Konon Retiasih didatangi seorang wanita cantik yang memberikan sebuah batu permata.
Wanita itu juga berpesan agar batu yang menyerupai sarkofagus itu tak dipindahkan. Ditambah lagi di batu itu juga harus dihaturkan upakara.
“Pesannya agar purnama dibuatkan canang daksina, kalau tilem dibuatkan tipat gong. Ada juga pesan biar tidak dipindahkan. Sekitar dua hari setelah ditemukan juga suami saya sempat kecelakaan.
Katanya suami saya sisip (salah secara niskala, Red) karena sudah memecahkan batu itu. Waktu itu suami saya nggak luka parah, hanya beret saja. Padahal sepeda motor waktu itu sampai masuk ke kolong mobil,” ujar Retiasih.