SINGARAJA – Tersingkap sudah kebohongan yang dilakukan mahasiswi cantik bernama Leti Fuji Lestari, 24.
Laporan warga Desa Kaliakah, Negara, Jembrana, ke Polsek Sukasada, Buleleng, bahwa dirinya menjadi korban aksi begal di Km 13 Jalur Singaraja – Denpasar, Desa Gitgit, Sukasada, ternyata fiktif.
Mahasiswi sebuah perguruan tinggi yang ngekos di di Jalan Pulau Seribu, Penarungan, Banyuning Timur, Singaraja, itu ternyata tak pernah menjadi korban begal.
Pelaku nekat membuat laporan palsu ke Polsek Sukasada lantaran takut kepada orangtuanya setelah meninggalkan sepeda motornya di Kedonganan, Jimbaran, Badung.
Kapolres Buleleng AKBP I Made Sinar Subawa didampingi Kapolsek Sukasada Kompol I Nyoman Landung mengatakan, polisi mulai curiga terhadap Leti Fuji Lestari setelah dilakukan pemanggilan dan dimintai keterangan oleh penyidik.
Pemanggilan dilakukan terhadap Leti Fuji lantaran ditemukan barang bukti (BB) motor Yamaha Mio Soul bernopol DK 6075 ZU, tas, jaket dan uang sejumlah Rp 124 ribu di pinggir Pantai Bantas Kauh, Kedonganan, Jimbaran.
Saat interogasi, Leti Fuji terlihat tidak fokus saat memberikan keterangan. Keterangannya kerap kali berubah-ubah.
“Kami suruh menceritakan kembali kronologis kejadian sampai sepeda motor diambil. Awal dia mengaku dipepet oleh tiga orang diancam dengan pisau. Tapi, dia malah terlihat bingung.
Terus kami dalami lagi. Disana dia akhirnya mengakui bahwa dari seluruh rangkai peristiwa yang dilaporkan ternyata adalah rekayasa belaka,” papar AKBP I Made Sinar Subawa.
Selain itu polisi pun juga mencoba mensinkronkan fakta dilapangan, keterangan saksi dan kejadian yang dialami Leti Fuji Lestari.
Hasilnya, sama sekali tidak terjadi kekeliruan. Apa yang dilaporkan Leti Fuji dengan keterangan saksi dan dilapangan jauh berbeda.
“Atas laporan polisi yang dibuat Leti Fuji Lestari dia mengalami pembegalan, itu kami simpulkan tidak benar. Laporan polisi yang dibuat dia adalah rekayasa (bohong),” ucapnya.
Karena pada Senin (13/7) lalu ketika melapor, Leti baru saja dari Kedonganan, Jimbaran sedang minum-minum beralkohol.
Karena mabuk cukup berat hingga tidak sadarkan diri. Leti Fuji justru meninggalkan motornya di pantai di daerah Kedonganan. Kemudian kembali ke Singaraja menggunakan Grab.
Ditengah perjalanan Leti Fuji pulang tidak membawa motor merasa ketakutan dan khawatir ditanya oleh orang tuanya.
Sehingga dia mulai merangkai cerita bagaimana nantinya dia seolah-olah mengalami peristiwa kejahatan perjalanan pulang.
“Sekali lagi saya luruskan bahwa Leti Fuji tidak mengalami pembegalan di kilometer 13 Gitgit Sukasada. Korban merekayasa cerita dengan alasan ketakutan dimarahi oleh kedua orang tuanya,” pungkasnya.