SEMARAPURA – Wabah corona membuat ribuan orang dirumahkan bahkan di PHK. Beberapa di antara mereka akhirnya memilih berjualan semampunya demi bisa menghasilkan uang untuk bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Tidak heran, banyak pedagang dadakan buka stand di pinggir jalan. Tidak hanya itu, media sosial pun ramai oleh pedagang dadakan, mulai makanan, bibit tanaman, hingga ikan segar.
Kondisi itu menurut seorang pengepul ikan hasil tangkapan para nelayan di Pantai Monggalan, Desa Kusamba, Ni Nyoman Tirta, 60, mempengaruhi omzetnya sebagai pedagang yang tidak bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman.
Tirta menuturkan, sejak virus corona mewabah, banyak pedagang online yang bermunculan. Ikan segar pun tidak luput dari komoditi yang diperjualbelikan.
“Banyak sekarang yang jual ikan segar online,” kata Tirta. Untuk menarik minat konsumen berbelanja, menurutnya, pedagang online rela mengantar barang dagangannya langsung ke pembeli.
Bahkan, ada yang menawarkan tanpa biaya pengiriman. Menurutnya, cara seperti itu cukup efektif menarik minat masyarakat untuk berbelanja dan dia pun tertarik untuk menerapkannya.
Hanya saja dia tidak fasih menggunakan media sosial. Selain itu, dia juga tidak bisa mengendarai sepeda motor sehingga tidak mungkin baginya untuk mengantar pesanan para pembeli.
“Jadi saya masih berjualan di pantai, dan di rumah. Untuk langganan, biasanya saya antarkan langsung,” terangnya.
Dengan maraknya pedagang ikan segar online dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan, dia mengaku mengalami penurunan omzet.
Lantaran para pembeli skala rumah tangga memilih membeli secara online. Sehingga dia saat ini hanya bisa mengandalkan pembelian dari para pedagang untuk dijual kembali dan tempat pemindangan.
“Untuk persentasenya saya tidak bisa pastikan. Tapi memang agak menurun penjualan saya. Kalau ada ikan yang tidak terjual, biasanya saya simpan di freezer,” pungkasnya.