SINGARAJA – Potensi penularan covid-19 di lingkungan perkantoran kian nyata. Sejumlah staf, baik di instansi medis,
instansi pemerintahan, maupun lembaga pendidikan, tertular virus SARS-CoV-2 yang memicu penyakit covid-19.
Instalasi farmasi di RSUD Buleleng bahkan masuk sebagai salah satu klaster penularan di instansi medis.
Berdasar data terbaru yang diperoleh Jawa Pos Radar Bali, seorang tenaga kontrak di Dinas Kebudayaan Buleleng dinyatakan terkonfirmasi positif covid-19.
Dampaknya sejumlah staf di sekretariat Disbud Buleleng harus menjalani karantina mandiri.
Bahkan Kadisbud Gede Dody Sukma juga disebut tengah menjalani karantina mandiri karena masuk dalam daftar kontak erat.
Selain itu seorang staf di Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja juga dinyatakan terkonfirmasi positif.
Dampaknya pihak rektorat memutuskan melakukan sistem bekerja di rumah mulai tanggal 13 Agustus hingga 28 Agustus mendatang.
Untuk menjaga keberlangsungan proses administrasi, rektorat meminta kepada pimpinan di masing-masing unit kerja melakukan sistem piket.
Menurut Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Buleleng Gede Suyasa, adanya penambahan kasus dari lingkungan perkantoran.
Beberapa staf di lingkungan pemerintahan yang masuk dalam daftar kontak erat, diminta melakukan karantina mandiri.
Khusus di Pemkab Buleleng, Suyasa menyebut ada tiga orang yang telah dinyatakan terkonfirmasi positif.
Sebanyak dua orang diantaranya berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan seorang lainnya merupakan tenaga kontrak.
“Sudah diisolasi langsung oleh kepala dinas. Saya tegaskan, teman-teman kadis tidak perlu minta penugasan dari gugus tugas.
Kalau ada stafnya yang terkonfirmasi, silahkan langsung lakukan isolasi. Paling tidak yang berada dalm satu ruang kerja diarahkan untuk isolasi mandiri,” kata Suyasa.
Sementara terkait temuan kasus di Undiksha Singaraja, Suyasa juga membenarkan informasi tersebut.
Sesuai hasil koordinasi gugus tugas dengan rektorat Undiksha, pihak kampus memang memiliki kebijakan khusus. Terutama bila ditemukan kasus terkonfirmasi positif di lingkungan kerja.
“Sejak awal dari Pak Rektor (Prof Nyoman Jampel) memang sudah mengambil kebijakan dan telah disampaikan pada kami.
Kalau memang ada kasus positif, maka akan dilakukan kebijakan bekerja dari rumah. Dalam catatan kami, ada satu orang di sana yang terkonfirmasi positif,” jelas Suyasa.
Sedangkan terkait kemunculan klaster penularan di instalasi farmasi RSUD Buleleng, Suyasa menyatakan masih melakukan penelusuran.
Kini gugus tugas masih menanti hasil uji swab yang telah dilakukan pada para staf di instalasi tersebut.
“Mereka yang di-swab sudah kami rumahkan sementara. Kami masih menunggu hasilnya. Kalau sampai 19 orang itu (positif),
habis tenaga farmasi kita. Sekarang kan masih sisa 28 orang yang ditugaskan di 4 loket pelayanan,” katanya lagi.
Mengantisipasi meluasnya klaster perkantoran, Suyasa pun meminta seluruh lembaga menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
“Harus ada penerapan protokol kesehatan. Lakukan social distancing dan hindari kerumunan. Intinya kalau mau mencegah klaster, terapkan protokol kesehatan secara ketat,” tandas Suyasa. (