SINGARAJA – Rencana pemerintah membuka lembaga pendidikan pada masa pandemi, terpaksa diurungkan.
Sebab kini Buleleng masuk dalam zona oranye. Opsi membuka sekolah, akan kembali dibicarakan setelah Buleleng kembali masuk dalam zona hijau.
Tadinya pemerintah berencana membuka seluruh lembaga pendidikan pada bulan ini. Sebab selama beberapa bulan Buleleng, berhasil bertahan dalam zona hijau.
“Tadinya memang ada rencana membuka sekolah. Ini menyikapi keluhan di masyarakat. Apalagi Buleleng saat itu di zona hijau. Sehingga Pak Bupati berpikir, kenapa tidak dibuka saja.
Apalagi sesuai SE Kemendikbud juga mengizinkan pertemuan tatap muka di zona hijau,” kata Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Buleleng Gede Suyasa kemarin.
Namun sejak dua pekan terakhir, kondisi Buleleng melorot. Dari zona hijau langsung menjadi zona oranye. Alhasil rencana membuka sekolah terpaksa ditangguhkan.
“Mencermati kondisi akhir-akhir ini mulai menunjukkan gejala perkembangan (kasus) dan kita masuk dalam zona resiko sedang. Karena resikonya meningkat, maka kami menunda proses belajar tatap muka. Sampai kembali ke hijau,” imbuh Suyasa.
Sebenarnya dalam SE Kemendikbud, proses belajar mengajar tatap muka bisa saja dilaksanakan saat daerah berada dalam zona kuning. Dalam SE itu, ada sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi.
Meski dimungkinkan, gugus tugas memilih melakukan evaluasi secara berkala. Gugus tugas juga tengah mempertimbangkan saran dari provinsi, untuk menggunakan zona penularan berbasiskan wilayah desa atau kelurahan.
Bila menggunakan zona desa atau kelurahan, nantinya tak seluruh sekolah di Kabupaten Buleleng akan dibuka.
“Hanya di desa atau kelurahan yang zona hijau saja yang dibuka. Sepanjang gurunya tidak datang dari zona berbahaya. Ini akan dievaluasi secara kontinu.
Jadi, tidak selalu semua sekolah dibuka bersama. Kalau toh buka, juga menggunakan sistem shift. Ini akan dievaluasi lagi secara berkala,” papar Suyasa.