GIANYAR – Setelah selesai dibangun, Gereja Santa Maria Ratu Rosari Gianyar ditahbiskan oleh Uskup Denpasar Mgr. Dr. Silvester San Pr, Sabtu (22/8) petang.
Itu artinya gereja ini sudah sah menjadi rumah ibadat bagi umat Katolik di Kabupaten Gianyar dan yang datang dari berbagai daerah lainnya.
Setelah diresmikan oleh Uskup Denpasar, gereja ini kembali diresmikan Bupati Gianyar I Made Mahayastra dan dihadiri Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Arta Ardhana Sukawati, Minggu (23/8).
“Dengan pentahbisan Gereja Katolik Santa Maria Ratu Rosari ini umat Katolik di paroki Gianyar bisa beriman tangguh dan berani bersaksi serta mewartawakan tentang Yesus di paroki Gianyar,” kata Uskup Silvester San dalam khotbahnya.
Pentahbisan gereja ini dimulai dengan pemberkatan gereja bagian luar oleh sang uskup. Usai memberkati bagian luar gereja, uskup mengetuk pintu gereja yang masih tertutup dengan tongkatnya sebagai simbol kepemilikan gereja oleh uskup.
Setelah melewati tata perayaan sebagaimana mestinya, tibalah saatnya uskup menahbiskan altar yang ditandai dengan penguburan relikwi, doa pemberkatan, dimana uskup berdiri di belakang altar tanpa mengenaka mitra dan mengajak umat untuk berdoa.
Sementara itu, Pastor Paroki Santa Maria Ratu Rosari Gianyar, RD Dominikus Gusti Bagus Kusumawanta, Pr mangatakan, bangunan gereja itu kaya dengan ornamen.
Setiap ornamen yang ada memiliki filosofi dan maknanya masing-masing. Salah satu filosofi bangunan gereja itu, terang Romo Wanta, antara lain dari bentuk gereja seperti orang berdoa, mengatupkan tangan ke atas.
Maksudnya adalah memuji dan memuliakan Allah. “Allah selalu ditempatkan di atas segala-galanya,” ujarnya sembari berharap gereja ini menjadi pusat spiritual,
tempat orang berdoa dan menemukan Tuhan, tidak terbatas hanya umat Katolik, tetapi bagi siapapun yang mau datang mencari dan menemukan Tuhan di tempat ini.
Gereja Katolik Gianyar sebelumnya sudah ada atau sudah didirikan sejak tahun 1978 lalu. Saat itu ada 7 kepala keluarga yang ingin masuk katolik.
Mereka akhirnya dibaptis pada tahun 1980. Sejak itulah umat Katolik terus berkembang di Gianyar hingga Bangli.
Data terakhir menunjukan, saat ini pertumbuhan umat Katolik di Gianyar mencapai 5,8% pertahun. Saat ini yang terdaftar secara resmi ada 196 KK dengan total 616 jiwa.
Sebelumnya, perayaan menggunakan bangunan lama dengan kapasitas hanya mencapai 300 orang. Padahal sekali pelayanan mencapai lebih dari 1000 orang.
Sehingga ada 700 umat yang terpaksa harus mengikuti perayaan di luar gereja. Saat ini sudah memilki bangunan gereja yang baru dengan kapasitas lebih dari 1.000 orang.