DENPASAR – Bagaimanapun juga, sesuatu yang instan tidak terlalu baik. Mie instan saja jika dikonsumsi berlebihan, tidak bagus untuk kesehatan.
Sama halnya dengan wacana naturalisasi pemain muda asal Brasil oleh PSSI. Mereka semua hingga sekarang masih “dititipkan” di tiga klub berbeda.
Tiga klub tersebut adalah Madura United, Arema FC, dan Persija Jakarta. Pelatih Timnas Indonesia pun enggan memakai jasa pemain naturalisasi.
Bisa dikatakan, Shin Tae-yong lebih nasionalis dibanding petinggi PSSI. Terbukti, dari 28 pemain yang diboyong untuk melakukan TC ke Kroasia sejak Minggu (30/8) lalu,
tidak ada nama lima pemain muda Brasil. Hanya Jack Brown saja yang memiliki darah keturunan dari sang ayah yang berasal dari Inggris.
Elkan Bagott pun sama dengan Jack Brown. Aturan FIFA bisa menjegal langkah PSSI untuk yang mencoba menerapkan cara instan tersebut.
Dari aturan FIFA, pemain yang ingin dinaturalisasi wajib memenuhi satu syarat dari empat syarat yang ditetapkan FIFA.
Empat syarat tersebut adalah pemain lahir dari negara bersangkutan, salah satu orang tua kandung pemain lahir di negsra tersebut, kakek atau nenek pemain yang bersangkutan
lahir di negara tersebut, dan pemain telah menetap di negara tersebut selama lima tahun. Terhitung saat usianya mencapai 18 tahun.
Pelatih Bali United Stefano Teco Cugurra kembali angkat bicara mengenai rencana PSSI yang sampai sekarang masih belum ada pembatalan.
Menurutnya, proses naturalisasi sendiri tidak akan mudah bagi lima pemain tersebut. “Semua saya pikir tergantung ke pelatih Timnas.
Juga harus melihat kualitas pemain bagus atau tidak. Soal proses naturalisasi, saya pikir tidak mudah buat yang baru datang di Indonesia,” ujar Teco.