MANGUPURA – Tunjukkan komitmen transformasi kelembagaan dengan melahirkan sejumlah inovasi di lingkungan kerja, Bea Cukai Ngurah siap dan layak sandang predikat Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) di tahun 2020.
Setelah berhasil meraih predikat kantor dengan Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) di tahun 2018, Bea Cukai Ngurah Rai kembali tingkatkan kualitas layanannya
untuk mewujudkan WBBM demi terciptanya lingkungan pelayanan prima dan meningkatnya kepuasan masyarakat atas layanan lembaga pemerintah.
“Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani kami canangkan untuk dapat diraih di tahun 2020 ini.
Sejumlah inovasi telah kami lakukan demi meningkatkan pelayanan dan pengawasan kami,” papar Himawan Indarjono Kepala Kantor Bea Cukai Ngurah Rai
Sejumlah aspek yang telah diperbaiki Bea Cukai Ngurah Rai mencakup sisi internal yang menyangkut pegawai dan eksternal yang secara langsung berhubungan dengan pengguna jasanya.
Tercatat terdapat sembilan perbaikan yang telah dilakukan Bea Cukai Ngurah Rai. Dari sisi internal untuk meningkatkan administrasi di dalam kantor, Bea Cukai Ngurah Rai telah melakukan inovasi mulai dari persuratan hingga kedisiplinan pegawainya.
“Dari sisi internal kami telah mengembangkan Sistem Aplikasi Mandiri Bea Cukai Ngurah Rai (SAMURAI) sebagai sistem e-office mandiri, SMART ASSETS sebuah inovasi kami
untuk mengontrol penggunaan listrik kantor sehingga mampu menghemat penggunaan daya. Dari sisi pemantauan kedisiplinan pegawai telah kami buatkan KOPER DISIPLIN
sebagai sistem untuk memberikan reward dan punishment kepada pegawai atas kedisiplinannya. Kami juga telah mengembangkan sistem yang bernama AMBURAGA
sebagai media bertukar berkas secara daring dan ADHE RAI (Aplikasi Daftar Hadir Elektronik Bea Cukai Ngurah Rai) sebagai inovasi di bidang absensi pegawai.
ADHE RAI dan AMBURAGA ini lahir sebagai respon terhadap pandemi guna meminimalisir pergerakan orang dengan tidak menurunkan standar pelayanan sedikitpun,” jelas Himawan.
Perbaikan administrasi internal tersebut dapat mendukung perbaikan pelayanan dan pengawasan yang dilakukan Bea Cukai Ngurah Rai secara eksternal.
Sementara secara eksternal Bea Cukai Ngurah Rai meningkatkan kedekatan serta memperluas akses komunikasi dengan pengguna jasa.
Perubahan pola kerja tersebut diklaim sebagai strategi utama perbaikan secara eksternal. “Perubahan di sisi eksternal utamanya terlihat dari perubahan pola pendekatan kami ke pengguna jasa.
Kami membuka akses komunikasi seluas-luasnya dengan pengguna jasa baik secara tatap muka langsung maupun secara online selama pandemi ini
dengan Program One on One Meeting, Kelas Kepabeanan, dan Nawala Bea Cukai Ngurah Rai. Ketiga program tersebut merupakan inovasi kami di bidang penyuluhan dan penyebarluasan informasi.
Dalam upaya kami melakukan pengawasan, kami telah mengimplementasikan aplikasi mandiri berbasis web yaitu, e-CD (Electronic Customs Declaration)
sebagai upaya meningkatkan pelayanan dan pengawasan bagi penumpang internasional yang datang ke Bali melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai,” imbuhnya.
Sejumlah upaya perbaikan yang telah dilakukan Bea Cukai Ngurah Rai tersebut diiringi dengan sertifikasi ISO 9001:2015 yang telah diperoleh sejak tahun 2013.
ISO 9001 adalah standar internasional terkait dengan manajemen mutu. “Untuk menjamin perubahan dan perbaikan pelayanan yang kami berikan tidak sekadar hanya pengumuman,
kami telah mengikatkan diri dengan ISO 9001 : 2015 sejak tahun 2013, yang artinya mutu layanan kami terjamin karena pemegang sertifikat ISO 9001 : 2015 standar mutunya sudah terstandarisasi secara internasional,” tutur Himawan. (rba)