SINGARAJA – Belum maksimalnya pengelolaan sampah dan tidak tersedia bank sampah di desa-desa menjadi persoalan pelik sampah di Buleleng saat ini. Terlebih lagi over loadnya tempat pembuangan akhir (TPA) sampah di Desa Bengkala, Kecamatan Kubutambahan.
Di Desa Sambangan, Kecamatan Sukasada dengan jumlah penduduknya sekitar 8 ribu jiwa berpotensi menghasilkan sampah setiap hari sekitar 4 ton. Berton-ton timbulan sampah tersebut semestinya sudah dikelola dengan baik melalui bank sampah desa. Sehingga TPA hanya mengolah residu dari sampah yang tidak bisa didaur ulang. Itu dituturkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng Putu Ariadi Pribadi ditemui disela-sela peresmian bank sampah sambangan bersih (Saber), Kamis kemarin .
Menurutnya kehadiran bank sampah desa ditujukan menangani sampah rumah tangga. Di samping bank sampah memberi nilai ekonomi kepada masyarakat. Bank sampah desa akan menyerap sampah organik dan sampah-sampah plastik yang dapat didaur ulang kembali. Sembari juga memberikan edukasi keadaan warga untuk memulai memilah sampah rumah tangga.
“Kami berharap bank sampah Desa Sambangan mampu mengurangi timbulan sampah TPA Bengkala. Dengan volume sampah 3 ton setiap harinya,” ungkap mantan pria yang pernah menjadi Camat Gerokgak.
Ariadi menjelaskan berdirinya bank sampah Desa Sambangan dengan yang pengelolan sampah secara mandiri menambah daftar aktifnya bank sampah di Buleleng. Di Buleleng saat ini sudah ada sekitar 205 bank sampah, baik yang dikelola desa, sekolah, maupun SKPD. Sedangkan khusus di desa dari 129 desa sudah ada 70 bank sampah yang langsung dikelola desa.
“Kami pun akhir tahun 2021 menargetkan 19 desa/kelurahan akan memiliki bank sampah mandiri,” pungkasnya.
Sementara itu Perbekel Desa Sambangan Nyoman Sudarsana menuturkan, Bank Sampah Sambangan Bersih (Saber) yang pihaknya dirinya untuk menangani sampah di desa sambangan yang jumlah berton-beton. Bank sampah ini dibuka setiap seminggu sekali di balai dusun yang ada di desa. Sistemnya pengambilan sampah nanti satu minggu sekali. Nasabah menyetorkan sampahnya di balai dusun. Kemudian petugas bank sampah akan mencatat setiap sampah yang disetorkan.
“Sudah ada 5 orang petugas yang kami siapkan. Kami menargetkan 200 nasabah dalam satu bulan ini. Saat ini masih kami masih tahap sosialisasi ditengah masyarakat,” tandasnya.