25.5 C
Jakarta
21 November 2024, 5:59 AM WIB

AWK Ngaku Dianiaya dan Lapor Polisi, Ngurah Harta: Kami akan Hadapi!

DENPASAR – Pengakuan anggota DPD RI I Gusti Arya Wedakarna yang dianiaya dan dihina oleh massa mendapat tanggapan dari Pinisepuh Perguruan Sandhi Murti, I Gusti Ngurah Harta. Dia mengatakan bahwa kedatangan anggotanya bersama beberapa organisasi lainnya ke kantor DPD Bali atas undangan dari AWK sendiri. 

“Sebenarnya kedatangan kita hari ini undangan dia. Dia mengajak dialog. Kami ke sana hanya ingin demo dan orasi agar dia mendengar unek-unek masyarakat Bali,” kata Ngurah Harta saat ditemui di kediamannya di Tukad Citarum, Denpasar, usai aksi di depan kantor DPD RI, Bali tersebut, Rabu (28/10).

Dia mengatakan, masyarakat Bali tersinggung sekali dengan pelecehan-pelecehan simbol-simbol yang dipuja oleh masyarakat Bali. “Dia mengatakan makhluk, padahal itu sosok yang sangat disucikan oleh masyarakat Bali. Seperti Ratu Niang, Ratu Gede itu dilecehkan,” katanya.

Lanjut Ngurah Harta, bahwa kejadian ricuh yang terjadi saat demo itu dipicu karena pancingan yang dilakukan oleh AWK sendiri. Saat itu, kata dia, AWK sempat mengepalkan tangan ke arah massa. “Dia mendatangi teman-teman dan mengepalkan tangan. Kalau dia melapor, silakan. Tidak masalah. Kami akan hadapi. Dan kami tidak mau berdialog karena kami bukan kompromis,” tegasnya. 

Terkait dugaan pemukulan seperti yang dikatakan AWK, Ngurah Harta menyampaikan secara tegas bahwa, hal itu tidak terjadi. Tidak ada pemukulan itu. Teman-teman hanya ingin meraba kepalanya raja. Cuman dipegang begitu saja. Gak ada memukul,” tandasnya.

DENPASAR – Pengakuan anggota DPD RI I Gusti Arya Wedakarna yang dianiaya dan dihina oleh massa mendapat tanggapan dari Pinisepuh Perguruan Sandhi Murti, I Gusti Ngurah Harta. Dia mengatakan bahwa kedatangan anggotanya bersama beberapa organisasi lainnya ke kantor DPD Bali atas undangan dari AWK sendiri. 

“Sebenarnya kedatangan kita hari ini undangan dia. Dia mengajak dialog. Kami ke sana hanya ingin demo dan orasi agar dia mendengar unek-unek masyarakat Bali,” kata Ngurah Harta saat ditemui di kediamannya di Tukad Citarum, Denpasar, usai aksi di depan kantor DPD RI, Bali tersebut, Rabu (28/10).

Dia mengatakan, masyarakat Bali tersinggung sekali dengan pelecehan-pelecehan simbol-simbol yang dipuja oleh masyarakat Bali. “Dia mengatakan makhluk, padahal itu sosok yang sangat disucikan oleh masyarakat Bali. Seperti Ratu Niang, Ratu Gede itu dilecehkan,” katanya.

Lanjut Ngurah Harta, bahwa kejadian ricuh yang terjadi saat demo itu dipicu karena pancingan yang dilakukan oleh AWK sendiri. Saat itu, kata dia, AWK sempat mengepalkan tangan ke arah massa. “Dia mendatangi teman-teman dan mengepalkan tangan. Kalau dia melapor, silakan. Tidak masalah. Kami akan hadapi. Dan kami tidak mau berdialog karena kami bukan kompromis,” tegasnya. 

Terkait dugaan pemukulan seperti yang dikatakan AWK, Ngurah Harta menyampaikan secara tegas bahwa, hal itu tidak terjadi. Tidak ada pemukulan itu. Teman-teman hanya ingin meraba kepalanya raja. Cuman dipegang begitu saja. Gak ada memukul,” tandasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/