29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 11:05 AM WIB

Cckkk…Ditutup Dua Kali, Penambangan Batu Padas Marak Lagi

RadarBali.com – Penambangan batu padas liar di sepanjang tukad/sungai Petanu yang mengalir dari kecamatan Ubud, kecamatan Blahbatuh hingga kecamatan Sukawati kembali marak.

Hal itu dikeluhkan oleh tokoh masyarakat Gianyar yang juga Koordinator Garda Pejuang Penerus Aspirasi Rakyat (Gappar) Kabupaten Gianyar, Ngakan Rai.

“Baru-baru ini, saya sama tim saya turun ke Tukad Petanu melihat situasi di sekitar tebing tukad Petanu. Masih ada penambang liar batu padas,” keluh Ngakan Rai kemarin (25/10).

Dia mengaku, turun sebulan lalu dan melihat langsung ada buruh sedang menambang. “Itu berbahaya bagi lingkungan dan merusak pariwisata,” jelasnya.

Diakui, sebagai koordinator Gappar Gianyar, Ngakan Rai sempat mengadukan masalah itu ke Kasat Intel Polres Gianyar. “Sudah saya kasih tahu Kasat Intel. Katanya mau menindak,” ujarnya jengkel.

Ngakan Rai mengaku sempat mengecek kondisi terbaru penambangan liar itu pada pekan lalu. Kata dia, sepekan lalu saat kembali memastikan penambangan liar itu, dia mengutus anak buahnya mengecek ke Tukad Petanu di wilayah Desa Singakerta, Kecamatan Ubud.

“Di sana anak buah saya suruh pakai baju PKS (partai, red). Lalu saya suruh juga anggota (intel kenalan Ngakan Rai, red) ikut mengecek,

anak buah saya ini sengaja pakai baju PKS sebagai tanda, nanti dia yang antar anggota ini melihat ke penambangan liar itu,” jelasnya.

Rupanya, keluhan dan laporan Ngakan Rai ke pihak Satuan Intel itu belum ada tindak lanjut. Dia pun berharap segera ada sikap dari kepolisian demi kelestarian lingkungan.

Tidak ada tindaklanjut. Padahal langsung intel-nya saya kasih tahu. Semestinya kan bisa diteruskan ke bagian yang berwenang,” terangnya.

Ngakan Rai sendiri mengaku salut dengan komitmen Kapolres Gianyar di awal menjabat yang bertekad menindak segala pelanggaran.

“Saya sempat ketemu Kapolres (AKBP Djoni Widodo, red) waktu awal beliau menjabat di sini. Komitmen Kapolres bagus sekali untuk menegakkan hukum di Gianyar. Mudah-mudahan bisa diteruskan jajarannya,” pintanya.

Wakapolres Gianyar, Kompol Tony Sugadri menyatakan akan melihat dulu situasi di lapangan. “Nanti kami lihat lagi,” ujar Kompol Tony.

Diberitakan sebelumnya, penambangan batu padas liar di sepanjang tukad Petanu ini main kucing-kucingan dengan petugas kepolisian.

Beberapa kali polisi sempat menutup dan memeriksa para pekerja penambangan batu padas. Namun belakangan tumbuh lagi.

Bahkan, pada Juni 2016 lalu, kelompok subak/petani Klawanan di Banjar Antugan, Desa/Kecamatan Blahbatuh protes dengan aksi penambangan liar itu.

Saat itu petani sempat menyita mesin tambang. Pasalnya penambangan itu membuat aliran irigasi ke sawah menjadi keruh, tentunya merugikan petani. Saat itu, keluhan dimediasi oleh polisi dan pemerintah.

RadarBali.com – Penambangan batu padas liar di sepanjang tukad/sungai Petanu yang mengalir dari kecamatan Ubud, kecamatan Blahbatuh hingga kecamatan Sukawati kembali marak.

Hal itu dikeluhkan oleh tokoh masyarakat Gianyar yang juga Koordinator Garda Pejuang Penerus Aspirasi Rakyat (Gappar) Kabupaten Gianyar, Ngakan Rai.

“Baru-baru ini, saya sama tim saya turun ke Tukad Petanu melihat situasi di sekitar tebing tukad Petanu. Masih ada penambang liar batu padas,” keluh Ngakan Rai kemarin (25/10).

Dia mengaku, turun sebulan lalu dan melihat langsung ada buruh sedang menambang. “Itu berbahaya bagi lingkungan dan merusak pariwisata,” jelasnya.

Diakui, sebagai koordinator Gappar Gianyar, Ngakan Rai sempat mengadukan masalah itu ke Kasat Intel Polres Gianyar. “Sudah saya kasih tahu Kasat Intel. Katanya mau menindak,” ujarnya jengkel.

Ngakan Rai mengaku sempat mengecek kondisi terbaru penambangan liar itu pada pekan lalu. Kata dia, sepekan lalu saat kembali memastikan penambangan liar itu, dia mengutus anak buahnya mengecek ke Tukad Petanu di wilayah Desa Singakerta, Kecamatan Ubud.

“Di sana anak buah saya suruh pakai baju PKS (partai, red). Lalu saya suruh juga anggota (intel kenalan Ngakan Rai, red) ikut mengecek,

anak buah saya ini sengaja pakai baju PKS sebagai tanda, nanti dia yang antar anggota ini melihat ke penambangan liar itu,” jelasnya.

Rupanya, keluhan dan laporan Ngakan Rai ke pihak Satuan Intel itu belum ada tindak lanjut. Dia pun berharap segera ada sikap dari kepolisian demi kelestarian lingkungan.

Tidak ada tindaklanjut. Padahal langsung intel-nya saya kasih tahu. Semestinya kan bisa diteruskan ke bagian yang berwenang,” terangnya.

Ngakan Rai sendiri mengaku salut dengan komitmen Kapolres Gianyar di awal menjabat yang bertekad menindak segala pelanggaran.

“Saya sempat ketemu Kapolres (AKBP Djoni Widodo, red) waktu awal beliau menjabat di sini. Komitmen Kapolres bagus sekali untuk menegakkan hukum di Gianyar. Mudah-mudahan bisa diteruskan jajarannya,” pintanya.

Wakapolres Gianyar, Kompol Tony Sugadri menyatakan akan melihat dulu situasi di lapangan. “Nanti kami lihat lagi,” ujar Kompol Tony.

Diberitakan sebelumnya, penambangan batu padas liar di sepanjang tukad Petanu ini main kucing-kucingan dengan petugas kepolisian.

Beberapa kali polisi sempat menutup dan memeriksa para pekerja penambangan batu padas. Namun belakangan tumbuh lagi.

Bahkan, pada Juni 2016 lalu, kelompok subak/petani Klawanan di Banjar Antugan, Desa/Kecamatan Blahbatuh protes dengan aksi penambangan liar itu.

Saat itu petani sempat menyita mesin tambang. Pasalnya penambangan itu membuat aliran irigasi ke sawah menjadi keruh, tentunya merugikan petani. Saat itu, keluhan dimediasi oleh polisi dan pemerintah.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/